Kamis 21 Oct 2021 12:45 WIB

Inflasi Kanada Naik, Tertinggi dalam 18 Tahun

Tingkat inflasi tahunan mencapai 4,4 persen, tertinggi sejak Februari 2003.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
Foto udara jembatan layang (skybridge) penghubung Stasiun MRT Asean dan Halte Transjakarta CSW di Jakarta, Rabu (11/8). Harga konsumen di Kanada naik pada tingkat tercepat dalam 18 tahun pada bulan September.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Foto udara jembatan layang (skybridge) penghubung Stasiun MRT Asean dan Halte Transjakarta CSW di Jakarta, Rabu (11/8). Harga konsumen di Kanada naik pada tingkat tercepat dalam 18 tahun pada bulan September.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Harga konsumen di Kanada naik pada tingkat tercepat dalam 18 tahun pada bulan September. Ini merupakan imbas dari masalah rantai pasokan global. 

Tingkat inflasi tahunan mencapai 4,4 persen, naik dari 4,1 persen pada Agustus, level tertinggi sejak Februari 2003. Badan statistik Kanada mengatakan, biaya transportasi, perumahan dan makanan semuanya melonjak.

Bank sentral Kanada, yang bertemu minggu depan untuk memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga, sedang mengamati tren ini. Seperti banyak negara, Kanada telah melihat inflasi memanas sejak ekonominya dibuka kembali setelah lockdown virus corona. Kombinasi permintaan konsumen yang melonjak, masalah rantai pasokan global, kekurangan produk, dan kenaikan harga minyak menaikkan biaya hidup dari posisi terendah di era pandemi.

Menurut Statistik Kanada, bensin adalah pendorong inflasi terbesar bulan lalu, dengan harga di pompa naik 32,8 persen dibandingkan dengan September 2020. Harga makanan juga naik 3,9 persen pada tahun lalu, dengan harga daging naik 9,5 persen. Sementara biaya perumahan naik 4,8 persen.