REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Sebanyak 54 orang siswa dan guru yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Kota Bandung dinyatakan positif Covid-19 usai mengikuti tes PCR. Angka tersebut bertambah dari yang sebelumnya yang dinyatakan positif 14 orang.
"Hasil surveilans PTM dari total 2.179 (yang dites) terdapat positif 54 (2,54 persen)," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara saat dikonfirmasi, Kamis (21/10).
Ia menyebutkan seluruh siswa yang dinyatakan positif Covid-19 berasal dari berbagai jenjang yaitu SD, SMP dan SMA. Mayoritas yang terpapar didominasi oleh siswa.
Terkait dengan adanya sekolah yang menghentikan sementara PTM karena didapati kasus diatas 5 persen, Ahyani mengatakan kebijakan tersebut mengacu kepada pedoman. Aktivitas belajar di sekolah dihentikan sementara hingga selesai dilakukan pelacakan.
"Sesuai pedoman yang diatas 5 persen berhenti sementara sampai selesai pelacakan," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan pihaknya telah mengupayakan agar pembelajaran tatap muka mengutamakan keselamatan anak dan warga sekolah. Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu vaksinasi bagi seluruh pendidik dan tenaga kependidikan, self asessment melalui aplikasi, verifikasi lapangan, vaksinasi siswa dan surveillance kepada siswa dan guru.
“Prioritas kami adalah keselamatan serta kesehatan siswa dan warga sekolah jadi rangkaian pencegahan dan tindak lanjut penanganan kasus jika ada kejadian biasa maupun luar biasa sudah kami persiapkan," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima, Kamis (21/10).
Terkait dengan adanya siswa dan guru yang positif Covid-19, ia memastikan ditangani sesuai prosedur. Penanganan pasien ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Hikmat mengatakan pihaknya mengingatkan kepala sekolah dan orang tua siswa untuk meningkatkan penerapan protokol kesehatan di sekolah maupun di rumah. Proses surveilans akan dilakukan terus menerus dengan target 3.498 orang.
"Kami berharap orang tua siswa terus melaporkan hasil asessment anak setiap hari, termasuk riwayat perjalanannya, sehingga akan memudahkan petugas dalam melakukan tracing dan jangan memaksakan PTMT jika kondisi tubuh anak kurang fit,” katanya.