REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir telah memvaksinasi 24 juta orang warganya terhadap Covid-19. Menurut penasehat presiden, tidak ada efek samping serius dari vaksin yang tercatat.
"Tidak ada kematian akibat vaksin yang dicatat dan semua efek samping hilang setelah 48 jam," kata penasihat presiden untuk urusan kesehatan, Awad Tag El-Din dilansir dari Ahram Online, Rabu (27/10).
Mesir menargetkan untuk melakukan vaksinasi terhadap 40 juta warga pada akhir tahun. Mesir juga telah mengalokasikan sekitar 1.100 pusat vaksinasi nasional untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Berbagai jenis vaksin impor yang digunakan Mesir antara lain Sinovac, AstraZeneca, Sputnik V, Johnson & Johnson, dan Pfizer. Selain itu ada juga vaksin Sinovac/VACSERA buatan lokal.
Penasihat presiden Mesir mengatakan, Mesir masih berada dalam gelombang keempat pandemi dan terdapat peningkatan jumlah infeksi yang terkendali. Sejauh ini Mesir telah mencatat 325.508 kasus virus corona, termasuk 274.762 kasus pulih dan 18.333 kematian sejak pecahnya pandemi di negara itu pada Februari 2020.
Sebelumnya pada Senin (25/10), Mesir menerima batch ketiga 1.058.400 suntikan dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson (Janssen) melalui African Vaccine Acquisition Trust bekerja sama dengan Bank Ekspor-Impor Afrika, kata Kementerian Kesehatan. Mesir menerima batch pertama dan kedua masing-masing 261.000 dan 525.600 dosis vaksin AS pada Agustus.
Mesir mengadakan kontrak dengan Bank Ekspor-Impor Afrika pada Mei untuk mengimpor 20 juta dosis Johnson & Johnson, yang saat ini ditetapkan oleh kementerian untuk para pelancong.