Rabu 27 Oct 2021 09:58 WIB

Saham Blue Chip Loyo, IHSG Cenderung Melemah 

Pergerakan IHSG sejalan dengan mayoritas indeks saham di Asia yang dibuka beragam.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Seorang petugas kebersihan melintasi layar digital pergerakan saham di Jakarta, Rabu (28/7). Pergerakan IHSG sejalan dengan mayoritas indeks saham di Asia yang dibuka beragam dengan kecenderungan menguat.
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp.
Seorang petugas kebersihan melintasi layar digital pergerakan saham di Jakarta, Rabu (28/7). Pergerakan IHSG sejalan dengan mayoritas indeks saham di Asia yang dibuka beragam dengan kecenderungan menguat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada perdagangan hari ini, Rabu (27/10). Pergerakan IHSG sejalan dengan mayoritas indeks saham di Asia yang dibuka beragam dengan kecenderungan menguat. 

IHSG sempat dibuka naik kevel 6.664,37 sebelum berbalik arah ke zona merah dan terkoreksi hingga 0,43 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng turun tajam sebesar 1,5 persen, lalu disusul indeks Shanghai Composite melemah 0,71 persen.

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan cenderung melemah pada hari ini. Penurunan saham-saham blue chip menjadi pemberat pergerakan IHSG antara lain UNVR, BBRI, hingga EMTK masing-masing terkoreksi 1,51 persen, 1,38 persen dan 1,61 persen. 

Menurut riset Phillip Sekuritas Indonesia, pergerakan pasar saham dipengaruhi beberapa sentimen global. Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 2,3 bps menjadi 1,61 persen. 

"Investor menantikan langkah berikutnya dari bank sentral AS (Federal Reserve) yang akan melakukan pertemuan kebijakan pada 2 -3 November yang akan datang," kata Phillip Sekuritas Indonesia.

Dari sisi makroekonomi, data Conference Board (CB) Consumer Confidence Index memperlihatkan Tingkat Kepercayaan (Confidence) masyarakat AS naik ke level 113.8 di bulan Oktober dari level 109.8 di bulan September setelah mengalami penurunan selama tiga bulan beruntun seiring dengan pudarnya kekhawatiran atas penyebaran varian Delta virus Covid-19.

Penjualan Rumah Baru (New Home Sales) di AS melonjak 14 persen menjadi 800.000 unit di bulan September, tertinggi dalam 6 bulan dan jauh di atas prediksi pasar yang hanya 760.000 unit. Kenaikan ini di dorong oleh permintaan yang kuat dan kelangkaan rumah lama atau yang sebelumnya pernah di huni yang siap di jual di pasar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement