REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK— Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia (UI). Kerja sama tersebut mencakup bidang pembinaan dan pengembangan sektor modern di organisasi dan amal usaha NU.
Kerjasama juga untuk menanamkan nilai moral dan nilai kebangsaan kepada generasi muda bangsa. Rektor UI Prof Ari Kuncoro, dan Ketua Umum PBNU Prof KH Said Aqil Siroj menandatangani kesepakatan kerja sama antara UI dan PBNU tersebut di Kampus UI Salemba, Jakarta, Selasa (26/10).
Kiai Said mengatakan, PBNU menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi untuk mencegah perkembangan radikalisme di lingkungan kampus. "Kerja sama ini merupakan yang pertama antara PBNU dan perguruan tinggi di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat," katanya mengenai kerja sama dengan UI.
Kerja sama UI dengan PBNU meliputi penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta peningkatan kompetensi. UI dan PBNU antara lain akan bekerja sama dalam melakukan internalisasi nilai-nilai kebangsaan melalui kajian ilmiah, seminar, lomba karya, ceramah, serta perkuliahan.
“Sektor tersebut yaitu rumah sakit, pendidikan, usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM), ekonomi kerakyatan, dan lainnya,” kata Kiai Said.
Prof Ari Kuncoro mengatakan, kerja sama itu merupakan bagian dari upaya untuk mendidik mahasiswa menjadi manusia dengan kecerdasan emosi, berbudi pekerti luhur, serta pola pikir, sikap, dan tindak yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. "Saya berharap kesepakatan kerja sama ini dapat ditindaklanjuti dengan berbagai perjanjian kerja sama yang lebih konkret," katanya.
Sebelumnya Wakil Rektor (Warek) Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI), Abdul Haris. menyambangi kantor PBNU guna membahas kerja sama terkait implementasi Tridharma Perguruan Tinggi.
Dalam pertemuannya dengan Kiai Said, dia menyampaikan, kerja sama ini ditujukan untuk saling bersinergi dalam meningkatkan mutu SDM melalui upaya pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat).
Karenanya, pada kesempatan ini, Kiai Said berharap sinergi ini dapat memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) NU dan juga membantu manajemen lembaga modern NU.
Selanjutnya, hal penting lain yang disoroti Kiai said adalah soal konflik sosial berbasis keagamaan, radikalisme, dan ekstrimisme. Selaras dengan keinginan
Kiai said, UI yang kini telah memiliki lembaga kajian dan laboratorium terbaik terkait konflik sosial berbasis kelompok, suku, ras, dan agama itu mempunyai harapan penting.
Yakni pengembangan peace building, resolusi konflik, rekonsiliasi sosial, peer mediation, dan lain sebagainya. Disebutkan, UI juga bisa terus membantu dan mengawal khidmat NU untuk memperoleh hadiah Nobel Perdamaian.
Di sisi lain, UI juga berencana menggandeng Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan semua Ormas Keagamaan untuk bersama membangun resolusi damai dan rekonsiliasi sosial serta merajut harmoni dan kebersamaan.
Hadir mendampingi Ketua Umum PBNU di acara MoU antara PBNU dengan UI di Kampus Universitas Indonesia Salemba, yaitu Ketua PBNU KH Abdul Mannan, H Robikin Emhas, H Syahrizal Syarif, dan H Hanief Saha Ghafur.