Kamis 28 Oct 2021 13:06 WIB

Tingkatkan Produktivitas, PLN Jatim Luncurkan Program Elfarm

Elfram merupakan salah satu langkah PLN mendukung ketahanan pangan masyarakat

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Petani menyiapkan bibit tanaman padi di kawasan pertanian, (ilustrasi). PLN mendukung program ketahanan pangan masyarakat, khususnya mendorong tumbuhnya ekonomi nasional.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Petani menyiapkan bibit tanaman padi di kawasan pertanian, (ilustrasi). PLN mendukung program ketahanan pangan masyarakat, khususnya mendorong tumbuhnya ekonomi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Ngawi meluncurkan program Elfarm. Senior Manager Niaga PLN UID Jatim, Fintje Lumembang menjelaskan, program ini merupakan salah satu langkah PLN dalam mendukung program ketahanan pangan masyarakat, khususnya mendorong tumbuhnya ekonomi nasional.

"Ini sebagai upaya mendukung program pemerintah yaitu ketahanan pangan serta mendukung pelaku usaha agriculture dalam pemenuhan energi guna menurunkan biaya operasional serta meningkatkan benefit usaha," kata Fintje di Surabaya, Kamis (28/10).

Baca Juga

Manager PLN UP3 Madiun, Moch Rochim menjelaskan, hingga Oktober 2021 telah tersambung daya total sebesar 22.307.850 VA dengan pelanggan sejumlah 4.422 yang sudah memanfaatkan program Elfarm di Kabupaten Ngawi. Elektrifikasi di sektor pertanian ini diakuinya terbukti menambah keuntungan berkali lipat bagi para petani.

"Di Jawa Timur ini kami sedang gencarkan, seperti untuk petani buah naga, bawang, tambak, pengairan di persawahan, dan lainnya. Kami meyakini sektor pertanian ini akan terus tumbuh untuk menguatkan perekonomian bangsa tentunya," ujarnya.

Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono berharap sinergitas Pemkab Ngawi dengan PLN terus berlanjut. Ia pun berharap para petani dapat memanfaatkan fasilitas listrik untuk pertanian dengan sebaik-baiknya agar produktivitas bisa lebih tinggi dan maksimal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement