Kamis 28 Oct 2021 20:59 WIB

Sudah Jumpa Banyak Ketua Partai, Kapan Airlangga Temu Mega?

Golkar masih konsolidasi arus bawah.

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan pidato dalam puncak HUT ke-57 Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu (23/10/2021). Puncak peringatan HUT Partai Golkar tersebut mengambil tema Bersatu Untuk Menang.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan pidato dalam puncak HUT ke-57 Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu (23/10/2021). Puncak peringatan HUT Partai Golkar tersebut mengambil tema Bersatu Untuk Menang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto telah bergerilya melakukan pertemuan dengan beberapa ketua partai. Namun hingga saat ini, belum ada pertemuan khusus dengan Ketua Umum PDI Perjuangan.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan tersebut, Ketua Bidang Penghubung Antar Lembaga Politik DPP Partai Golkar, Firman Subagyo mengatakan menyerahkan sepenuhnya hal itu pada Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar. 

Baca Juga

"Saya belum tahu tentang agenda itu karena nanti tentunya ketua umum yang akan menentukan," ujar Firman Subagyo, Kamis (28/10)

Menurut Firman, partainya saat ini fokus pada konsolidasi ditingkat arus bawah yaitu di tingkat kepengurusan partai Provinsi, Kota dan Kabupaten.

"Untuk mendorong agar Pak Ketua Umum ini tentunya harapan kami terus meningkat yang namanya popularitas dan elektabilitasnya. Namun untuk mengadakan pertemuan (dengan Megawati) adalah keputusan ketua umum,"  ujarnya.

Mengenai kemungkinan koalisi antara Golkar dengan PDIP,  Firman mengatakan koalisi untuk pencalonan presiden itu emang sebuah keharusan, karena hampir tidak ada partai politk yang bisa mencalonkan sendiri.

"Ini konsekuensi daripada multi partai. Oleh karena itu, kemungkinan-kemungkinan di dalam politik itu kan bisa saja terjadi," ujarnya.

Namun menurutnya hal itu akan berproses mengikuti dinamika yang berkembang dan mengikuti irama masing-masing partai.

"Kalau dirasa itu merupakan suatu kebutuhan dan merupakan suatu kesepakatan yang bisa dilakukan ya kenapa tidak, kan begitu," imbuhnya.

Jika penjajakan koalisi terjadi, Firman berharap penentuan capres dan cawapres bukan hanya dari partai mana yang lebih besar dari partai lain.

"Tapi tentunya kan masing-masing bukan karena partai besar, kemudian harus jadi Presiden, bukan karena partai nomer dua, harus terus wakil, bukan begitu," ujar Firman.

Penentuan capres dan cawapres menurutny  harus juga dilihat dari tingkat keterpilihan, popularitas dan elektabilitas para calonnya. 

Ia mengakui penentuan hal tersebut nantinya akan menimbulkan permasalahan antar partai yang ingin berkoalisi. "(solusinya) itu di menit-menit terakhir, itu akan ada keputusan politik," ujarnya.

Firman mengatakan jika memang koalisi dengan PDI-P mengalami kebuntuan, tentu pihaknya terbuka berkoalisi dengan partai lain. Kebutuan itu terjadi ketika ada keinginan melakukan koalisi, tapi keduanya tetap pada pendirian untuk memposisikan calonnya di nomor 1.

"Jika tidak ada titik temu, tentu harus cari alternatif lain. Bisa saja terjadi (Koalisi dengan Nasdem, PKB dll)," pungkasnya.

Sebelumnya, Airlangga pada tahun ini bertemu sejumlah ketua umum partai. Di antaranya, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement