REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, kini mengalami surplus daya listrik usai pengoperasian gardu induk pertama yang dibangun PT. PLN Unit Induk Pembangkit (UIP) Sulawesi di Andolo.
"Kalau selama ini, banyak masyarakat mengeluh karena sering gangguan listrik, belum lagi investor ragu menanamkan modal karena alasan daya listrik minim, maka saat ini tidak lagi. Karena cadangan daya yang dibangun PLN cukup besar," kata Wakil Bupati Konawe Selatan Rasyid di Kendari, Jumat (29/10).
Ia mengatakan, PLN UIP Sulawesi sukses membangun Gardu induk dan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan kapasitas 150 KV dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)150kV Kendari-Andolo sepanjang 150 Kilometer Sirkuit (KMS). Pembangunan gardu induk merupakan pertama di Konawe Selatan yang memiliki kapasitas transformator sebesar 30 MVA.
"Artinya dengan kehadiran gardu induk ini, PLN siap melayani 18 ribu pelanggan baru di Konawe Selatan," ujar Rasyid.
Rasyid melanjutkan, tugas pemerintah setelah adanya gardu induk yang terinterkoneksi dari saluran jaringan se-Sulawesi adalah meyakinkan para pengusaha, terutama kalangan investor yang ada di Konsel untuk memanfaatkan jaringan listrik PLN. "Dari pada investor itu, membangun sendiri listrik (gengset) maka dengan daya yang disediakan PLN akan mengurangi beban biaya yang lebih murah dan juga aman," kata dia.
Sementara itu manajer Unit Pengaturan Bebas listrik Sultra, Ridwan mengatakan, usai interkoneksinya jaringan listrik Kendari-Andolo Konawe Selatan maka secara otomatis keandalan daya listrik untuk wilayah Konsel sudah labih baik dan aman.
"Dengan teritegrasinya jaringan dari seluruh wilayah Sulawesi, maka secara perlahan mesin PLTD yang digunakan di sejumlah daerah di Sultra akan direlokasi ke daerah yang belum terjangkau jaringan listrik," kata Ridwan.
Ia mengatakan, di Konawe Selatan ada satu wilayah kecamatan yang belum terkoneksi dengan jaringan listrik yakni di Kecamatan Laonti. Sehingga mesin PLTD yang ada bisa direlokasi ke daerah itu.