REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengomentari langkah loyalis Anas Urbaningrum membentuk Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). Menurut Adi, PKN sengaja disiapkan untuk menyambut Anas yang akan segera bebas dari penjara tahun depan.
"Semacam soft landing untuk menyambut kebebasan Anas Urbaningrum yang sebentar lagi akan bebas gitu ya," kata Adi kepada Republika, Ahad (31/10).
Meskipun Anas lama mendekam di penjara, menurutnya hal itu tak menutup kemungkinan bagi Anas untuk bisa kembali berpolitik. "Dalam politik kan tidak ada kematian yang abadi, orang sekalipun ditetapkan mati dia bisa hidup kembali. Sekalipun Anas sudah lama di penjara, tapi dia bisa comeback dalam politik tergantung bagaimana personality politiknya yang kemudian bisa dibangun ke depan," ujarnya.
Apalagi, Adi menambahkan, PKN diinisiasi loyalis Anas, yang masih banyak dan solid. Ini makin dipertegas dengan bergabungnya mantan sekjen Partai Hanura, I Gede Pasek Suardika ke PKN.
Ia menilai, keputusan Pasek pindah ke PKN sebagai upaya untuk membesarkan partai baru yang diinisiasi loyalis-loyalis Anas. Apalagi, Anas dan Pasek sempat bersama-sama membesarkan Partai Demokrat.
Alasan lain Pasek bergabung ke PKN, ia mengatakan, lantaran Partai Hanura tak lolos parlemen 2019. "Artinya pasek juga tidak mau terus menerus hanya menjadi ekor dari sebuah partai yang sejak 2019 nggak lolos ke senayan," kata dia.
Adi menilai kans PKN lolos sebagai peserta pemilu 2024 besar apabila PKN bisa bekerja cepat tiga tahun ke depan. Ia menambahkan, jejaring politik yang dimiliki Anas cukup kuat, terutama jaringan HMI.
"Anas juga terbukti sukses memimpin Partai Demokrat, Anas ini punya succes story memimpin sebuah partai besar, dan kuat. Kalau ini jejaringnya dihidupkan kembali, ya, bukan tidak mungkin PKN ini akan melampaui partai-partai baru yang lainnya," tuturnya.