Selasa 02 Nov 2021 16:20 WIB

Olahraga Berlebihan Bisa Berbahaya Bagi Jantung

Anda harus peka terhadap sinyal yang diberikan oleh tubuh saat berolahraga.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Olahraga berlebihan bisa berbahaya bagi jantung (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Olahraga berlebihan bisa berbahaya bagi jantung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingin hidup sehat dengan berolahraga? Boleh saja, namun jangan sampai berlebihan. Jika Anda melakukan olahraga yang tidak sesuai dengan kemampuan tubuh, maka bisa berakibat fatal, utamanya bagi jantung.

Seperti kasus superstar India, Kannada Puneeth Rajkumar, yang dilarikan ke Rumah Sakit Vikram, Bangalore, karena keluhan awalnya mengalami nyeri dada. Aktor yang baru berusia 46 tahun itu langsung segera diperiksa menyeluruh.

Baca Juga

"Pada saat tiba di UGD, Puneeth Rajkumar tidak responsif dan berada dalam asistol jantung. Kemudian, tindakan bantuan kejut jantung lanjutan segera dimulai untuk resusitasi," kata pihak rumah sakit dalam sebuah pernyataan, dilansir di laman Times of India, Selasa (2/10).

Meskipun terkonfirmasi, Puneeth Rajkumar diyakini baru saja selesai berolahraga di gym, setelah itu ia mengalami serangan jantung dan segera dilarikan ke rumah sakit. Puneeth Rajkumar memang rutin melakukan olahraga, dan itu justru menjadi salah satu alasan yang diduga menjadi penyebab kematiannya. Banyak yang bertanya-tanya, apakah berolahraga terlalu banyak dapat berakibat fatal, dan bagaimana Anda tahu kapan harus berhenti?

Untuk mencegah penyakit kronis, untuk menjalani hidup yang sehat dan panjang, aktivitas fisik adalah suatu keharusan. Tetapi olahraga yang berlebihan justru malah bisa berbahaya. 

Olahraga teratur memungkinkan gaya hidup aktif, menjaga berat badan stabil, dan menjaga kesehatan jantung. Namun, penting juga untuk dipahami bahwa terlalu memaksakan tubuh kita juga dapat menyebabkan kerugian.

"Olahraga yang tidak biasa, olahraga tanpa pelatihan yang memadai, peningkatan latihan yang tiba-tiba untuk mencapai hasil yang cepat, dapat menyebabkan cidera tulang muskuloskeletal, berdampak pada sistem kardiovaskular termasuk jantung dan tekanan darah," kata konsultan kardiologi, dr S Venkatesh.

Olahraga berlebihan yang dimaksud adalah saat Anda memaksakan tubuh terlalu keras untuk mendapatkan hasil instan. Saat Anda mulai berolahraga atau menikmati rutinitas latihan yang ekstrem bukan karena keinginan tapi karena keharusan, maka itu bisa menjadi olahraga yang kompulsif.

Risiko jangka pendek dari olahraga berlebihan adalah nyeri otot, kelelahan, perubahan suasana hati yang ekstrem, dan masalah tidur. Seiring waktu, hal itu juga bisa mulai berdampak pada jantung dan bagian tubuh lainnya.

"Olahraga berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Pada pasien yang memiliki plak kolesterol di arteri jantung, plak yang tersimpan dapat retak atau pecah dan ini dapat menyebabkan serangan jantung," kata dr Venkatesh.

"Beberapa pasien mengalami kelainan irama jantung serius yang disebut aritmia ventrikel, yang bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak," kata dia lagi.

Jika seseorang sudah didiagnosis penyakit jantung kritis atau penyakit kardiovaskular kronis, diabetes, dan lainnya, maka harus menahan diri untuk tidak terlalu memaksakan tubuh. Penting untuk mengetahui kapan harus berhenti olahraga. Tanda-tandanya mungkin tidak terlihat, tetapi harus segera diobati dan dengan perawatan medis.

Menurut dr Venkatesh, ketika berolahraga, lalu merasakan nyeri di bagian tubuh mana saja, sesak napas yang tidak semestinya, pusing atau pingsan, palpitasi, keringat berlebihan atau kelelahan, ia menyarankan untuk segera berhenti. Anda juga harus mendengarkan tubuh.

Catat olahraga yang Anda sukai. Jangan terlalu tegang, jika tubuh terasa tertekan atau sakit. Setelah berolahraga, tanyakan pada diri Anda apakah merasa segar kembali atau lelah, kuat, atau lemah. Jangan abaikan tanda-tanda yang menyakitkan, meskipun hanya sebentar. Ingatlah untuk fokus pada kesehatan mental juga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement