REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Cuaca ekstrem yang terjadi Selasa (2/11) sore menyebabkan belasan titik jalan dan pemukiman di Kota Bandung terendam banjir dan terdapat genangan. Dinas Pekerjaaan Umum (DPU) Kota Bandung mencatat sebanyak 17 titik area jalan dan pemukiman terendam banjir dan genangan.
Genangan terjadi di Jalan Kopo Citarip setinggi 10 sentimeter (cm) akibat saluran tidak dapat menampung air. Genangan air di Jalan Pasirkoja tepatnya di depan Apotek Djaya setinggi 5 cm akibat aliran Sungai Citepus meluap. Genangan di Jalan Ibrahim Adjie setinggi 15 cm akibat saluran drainase tersumbat.
Kepala DPU Kota Bandung Didi Riswandi mengatakan, saluran drainase di Jalan Ibrahim Adjie harus dilakukan normalisasi. Ia melanjutkan, genangan setinggi 15 cm terjadi Jalan Rumah Sakit simpang Soekarno Hatta Bandung.
Genangan setinggi 10 cm terjadi di Jalan Cingised tepatnya di Griya Caraka sampai Jalan Kav Geologi Barat akibat saluran tidak dapat menampung debit air. Genangan setinggi 5 cm hingga 15 cm terjadi di Jalan Rumah Sakit, Jalan Rancabolang, tepatnya di Jalan pasantren, Jalan Margacinta depan Bunga Bakung, Pasar Induk Gedebage, dan Jalan Cikutra Barat.
"Genangan terjadi di antaranya karena saluran tidak mampu menampung debit air, sungai Cipamulihan meluap," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (2/11).
Ia menambahkan. banjir setinggi 30 cm terjadi di Jalan Setrawangi di belakang Setrasari Mall akibat saluran tidak dapat menampung air. Genangan setinggi 20 cm di Jalan Tirtasari Selatan. Genangan setinggi 20 cm terjadi di Jalan Citepus Husein dan Komplek Gritama Cijerah akibat luapan sungai.
Sedangkan di Jalan Babakan Cibereum terjadi banjir dengan ketinggian 60 cm akibatnya air masuk ke pemukiman warga. Banjir berikutnya setinggi 60 cm terjadi Komplek Graha Indah dan Jalan Cimindi tepatnya di depan Graha Indah Cimindi akibat luapan sungai. "Sebagian besar sudah surut," katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) memperkirakan potensi terjadi cuaca ekstrem di Kota Bandung dalam dua hari ke depan. Cuaca ekstrem disebabkan oleh dinamika atmosfer yang menunjukkan adanya potensi belokan dan perlambatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas.