REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga akhir 2021, Mirae Asset Sekuritas melihat investor masih memiliki ruang pertumbuhan dengan potensi penguatan IHSG hingga 6.800 meskipun akan mengalami konsolidasi pada November ini. Menurut tim riset, ada beberapa saham yang bisa menjadi pilihan investor sepanjang bulan ini.
"Mengantisipasi pelemahan pasar di bulan November, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan saham-saham kapitalisasi besar yang dapat menjadi pilihan investor seperti sektor perbankan, industri manufaktur, dan infrastruktur," kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, Kamis (4/11).
Martha mengatakan, sektor keuangan menjadi pilihan karena emiten di sektor tersebut membukukan kinerja yang baik di kuartal ketiga 2021. Mirae Asset Sekuritas pun merekomendasikan saham BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI untuk dikoleksi.
Secara tahunan, dari empat perusahaan tersebut BBNI mencatatkan kinerja terbaik dari sisi pertumbuhan laba bersih yaitu naik 79 persen year-on-year (yoy). Kemudian di susul oleh BMRI yang membukukan pertumbuhan laba bersih 38 persen, BBRI tumbuh 36 persen dan BBCA tumbuh 16 persen.
"Selain ada kenaikan dari sisi pertumbuhan pendapatan bunga bersih, ada juga penurunan dari sisi biaya pencadangan sehingga membuat laba bersihnya meningkat," terang Martha.
Dari sektor industri, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan saham UNTR dan ASII. Kedua saham ini mendapat sentimen positif terutama dari sisi penjualan otomotif Grup Astra. Penjualan mobil Astra secara tahunan naik 79 persen dengan pangsa pasar 55 persen. Sedangkan penjualan motor mengalami kenaikan 26 persen.
Selain itu laba bersih ASII di kuartal III 2021 naik 84 persen di luar penjualan Bank Permata. Kenaikan harga komoditas juga membuat anak usaha ASII seperti UNTR dan AALI membukukan kinerja yang lebih baik sehingga berkontribusi lebih besar terhadap ASII.
Terakhir, Miraa Asset Sekuritas merekomendasikan saham TLKM, ISAT dan EXCL dari sektor telekomunikasi. Selain itu, Mirae Asset Sekuritas juga merekomendasikan perusahaan menara telekomunikasi yaitu TOWR dan TBIG.
Menurut Martha, pemelihan sektor telekomunikasi dan menara telekomunikasi ini tidak lepas dari rencana IPO PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) yang akan menggairahkan harga dari saham-saham sektor infrasturktur terutama telekomunikasi dan menara telekomunikasi.
"Di sektor ini banyak sekali berita akuisisa hingga merger sehingga harga sahamnya menjadi atraktif. Pertimbangan lainnya karena perkembangan dunia ke arah digitalisasi yang semakin meningkatkan permintaan di industri telekomunikasi," tutup Martha.