Kamis 04 Nov 2021 22:04 WIB

Awal Mula Rasulullah SAW Jalankan Perniagaan Khadijah

Rasulullah SAW sejak muda terkenal dengan kemandirian usaha

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW sejak muda terkenal dengan kemandirian usaha. Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Rasulullah SAW sejak muda terkenal dengan kemandirian usaha. Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Nabi Muhammad SAW sewaktu muda gemar bekerja demi dapat melangsungkan hidupnya. Dia mau dicarikan pekerjaan oleh pamannya Abu Talib kepada salah satu saudagar kaya raya di daerah Makkah, Khadijah binti Khuwailid namanya. 

"Suatu waktu dia mendengar berita, bahwa Khadijah binti Khuwailid mengupah orang-orang Quraisy untuk menjalankan perdagangannya," tulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad.  

Baca Juga

Husen mengatakan, Khadijah adalah seorang wanita pedagang yang kaya dan dihormati, mengupah orang yang akan memperdagangkan hartanya itu. 

Berasal dari Keluarga (Banu) Asad, Khadijah bertambah kaya setelah dua kali dia menikah dengan keluarga Makhzum, sehingga dia menjadi  penduduk Makkah yang terkaya.  

Dia menjalankan dagangannya itu dengan bantuan ayahnya Khuwailid dan beberapa orang kepercayaannya. Beberapa pemuka Quraisy pernah melamarnya, tetapi ditolaknya. 

Dia yakin mereka itu melamar hanya karena memandang hartanya. "Sungguhpun begitu usahanya itu terus dikembangkan," katanya. 

Tatkala Abu Talib mengetahui, bahwa Khadijah sedang menyiapkan perdagangan yang akan dibawa dengan kafilah ke Syam, dia memanggil kemenakannya yang ketika itu sudah berumur dua puluh lima tahun. 

“Anakku,” kata Abu Talib, “Aku bukan orang berpunya. Keadaan makin menekan kita juga. Aku mendengar, bahwa Khadijah mengupah orang dengan dua ekor anak unta. Tapi aku tidak setuju kalau akan mendapat upah semacam itu juga.  Setujukah kau kalau hal ini kubicarakan dengan dia?” 

“Terserah paman,” jawab Rasulullah muda. Abu Talib pun pergi mengunjungi Khadijah dan berkata, “Khadijah, setujukah kau mengupah Muhammad SAW?” tanya Abu Talib. “Aku mendengar engkau mengupah orang dengan dua ekor anak unta Tapi buat Muhammad SAW aku tidak setuju kurang dari empat ekor.”

“Kalau permintaanmu itu buat orang yang jauh dan tidak kusukai, akan kukabulkan, apalagi buat orang yang dekat dan kusukai.” Demikian jawab Khadijah. Kembalilah sang paman kepada kemenakannya dengan menceritakan peristiwa itu. “Ini adalah rezeki yang dilimpahkan Tuhan kepadamu,” katanya.   

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement