REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mencatat, selama sepekan terakhir terjadi 20 bencana alam melanda daerah itu. Bencana didominasi longsor dan banjir yang sebagian besar di wilayah bagian selatan.
Kepala Bidang Perencanaan dan Kesiapsiagaan BPBD Cianjur, Taufik Zuhrizal, mengatakan, sebagian besar bencana alam melanda wilayah bagian selatan yaitu Kecamatan Sukanagara, Campaka, Campakamulya, Sindangbarang, dan Takokak.
"Bencana banjir dan longsor mendominasi kejadian selama sepekan terakhir, setelah hujan deras lebih dari dua jam. Ratusan rumah rusak ringan, sedang dan berat, longsor juga menyebabkan akses jalan penghubung antardesa dan kabupaten terputus," katanya di Cianjur, Kamis (4/11).
Ia menjelaskan, dari sejumlah kejadian di beberapa kecamatan itu, total 80 lebih kepala keluarga diungsikan sementara ke tempat aman. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi terjadinya banjir dan longsor susulan, seiring masih tingginya curah hujan sejak dua hari terakhir dengan intensitas lama merata di seluruh wilayah Cianjur.
Bahkan, pihaknya menyiagakan seribuan anggota Relawan Tangguh Bencana (Retana) di seluruh kecamatan dan desa untuk memantau dan segera mengevakuasi warga jika melihat tanda alam akan terjadi bencana dan bencana susulan, terutama di wilayah yang saat ini masih terjadi pergerakan tanah.
"Untuk wilayah Kecamatan Cibeber, Karangtengah, Cipanas, dan Pacet, yang rawan terjadi longsor dan angin puting beliung serta pergerakan tanah, kami juga siagakan Retana dan alat berat, sebagai upaya penanganan cepat ketika terjadi bencana susulan," katanya.
Ia menambahkan, dari puluhan bencana alam yang terjadi, tidak ada korban jiwa. Namun, jumlah pasti dan kerugian materiil masih dalam pendataan petugas termasuk jalan yang rusak dan area persawahan yang terendam banjir atau tertutup longsor.
"Bencana alam selama satu pekan terakhir, disebabkan adanya fenomena La Nina, di mana Cianjur mengalami curah hujan yang tinggi sejak pagi hingga malam. Cianjur masuk dalam indeks risiko bencana dan menempati urutan keempat tertinggi di Jabar, sehingga warga di seluruh wilayah diminta waspada," katanya.