Kamis 04 Nov 2021 23:07 WIB

4 Jalan Menuju Allah SWT Menurut Imam Syadzili 

Orang yang menempuh jalan itu adalah orang yang berkomitmen

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Orang yang menempuh jalan itu adalah orang yang berkomitmen. Ilustrasi dzikir
Foto: Hafidz Mubarak/Antara
Orang yang menempuh jalan itu adalah orang yang berkomitmen. Ilustrasi dzikir

REPUBLIKA.CO.ID, Tasawuf atau sufisme merupakan sebuah ilmu untuk mengetahui cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, membangun lahir dan batin, serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi.

Tasawuf menjadi bagian penting karena banyak para ahli tasawuf atau sufi yang mampu menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman.

Baca Juga

Salah seorang ulama sufi yang mengajarkan tasawuf adalah Imam Abu Hasan Asy Syadzili (1197-1258 M). Ia adalah seorang wali besar dan pendiri Tarekat Syadziliyyah, sebuah tarekat yang telah banyak mengantarkan para salik sampai kepada Allah. Beberapa ajaran tasawufnya termuat dalam kitabnya yang berjudul Risalah al-Amin.

Karya besar Imam asy-Syadzili ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit TuROS, yang diberi judul “Risalah al-Amin: Wejangan yang Mengantarkan Kita Sampai Kepada-Nya.”

Di antara bahasannya adalah, jalan yang ditempuh untuk menuju Allah SWT setidaknya ada empat. Siapapun yang mampu menempuh empat jalan tersebut akan termasuk orang-orang yang disebut dengan shiddiqin. Ibnu Katsir mengatakan, shiddiqin adalah orang yang jujur dalam imannya.

Kemudian, siapapun yang mampu menempuh tiga dari empat jalan tersebut, dia termasuk di dalam jajaran wali-wali Allah yang dekat dengan-Nya. Siapapun yang mampu menempuh dua dari keempat jalan tersebut, dia termasuk dalam jajaran para syuhada yang bertakwa.

Sedangkan orang yang hanya mampu menempuh satu dari keempat jalan tersebut, dia termasuk dalam jajaran hamba-hamba Allah yang saleh.

Imam Asy Syadzili kemudian mengungkapkan keempat jalan yang dimaksud tersebut. Pertama, dzikir yang kemudian berlanjut menjadi amal saleh dan buahnya adalah cahaya. Kedua, merenung yang kemudian berkembang menjadi sabar dan buahnya adalah ilmu.

Ketiga, fakir yang kemudian berkembang menjadi syukur dan buahnya adalah semakin bersyukur. Sedangkan yang jalan yang keempat adalah cinta yang kemudian berkembang menjadi tidak larut dalam dunia dan seisinya, dan buahnya adalah sampai kepada yang dicintai.     

sumber : Harian Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement