Jumat 05 Nov 2021 05:52 WIB

Mimpi Bertemu dengan Allah SWT, Mungkinkah?

Melihat Allah SWT adalah nikmat di surga kelak

Rep: Andrian Saputra/Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Melihat Allah SWT adalah nikmat di surga kelak. Ilustrasi Lafadz Allah
Foto: Foto : MgRol112
Melihat Allah SWT adalah nikmat di surga kelak. Ilustrasi Lafadz Allah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tokoh dari Lembaga Fatwa Mesir Syekh Dr Amr Al Wardani mendapatkan pertanyaan melalui telepon ketika mengisi salah satu program di televisi swasta Mesir. Penelepon bertanya, apakah mungkin seseorang melihat Allah SWT dalam mimpi?  

Syekh Dr Amr Al Wardani pun memberikan jawaban bahwa tidak ada satu pun yang bisa melihat Allah SWT dan mengetahui dengan pandangannya secara kasat mata di kehidupan dunia, maka Allah SWT itu bukan fisik jasmani, maka tidak akan bisa melihat seseorang dengan penglihatannya dan tidak bisa mengetahui dengan pengetahuannya.  

Baca Juga

Al Wardani mengatakan bahwa terdapat corak pemikiran yang merusak kecintaan dan ibadah manusia kepada Allah SWT, yaitu mereka yang menganggap Allah mempunyai bentuk tubuh atau fisik jasmani. Padahal Allah bukan seperti itu. "Karenanya bahwa melihat Allah dengan penglihatan langsung di sekitarnya tidak mungkin , dan tidak benar dalam hak Allah," kata syekh Al Wardani.  

Namun Al Wardani mengatakan bahwa mungkin bagi seseorang hamba melihat nur dari nur Allah dan tajali-Nya. Sebagaimana hamba akan melihat Allah di surga. Inilah pengertian yang benar.  

Baca juga: Tiga Perangai Buruk dan Tiga Sifat Penangkalnya  

Sebelumnya juga ada sebuah pertanyaan yang diajukan kepada Lembaga Fatwa Mesir tentang mungkinkan melihat Allah SWT di dunia. 

Ulama Lembaga Fatwa Mesir Syekh Uwaida Utsman mengatakan bahwa tidak mungkin melihat Allah di dunia dengan mata. Namun hamba berharap untuk melihat Allah di hari kebangkitan dan ini adalah bagian dari kebahagiaan penghuni surga.

Sementara itu, Alquran dan sunnah menunjukkan bahwa nantinya orang-orang beriman bisa melihat Allah SWT di surga.  

Di sinilah para sahabat Nabi SAW beserta pengikutnya dan orang-orang setelah mereka di antara para ulama itu dikumpulkan. Allah SWT berfirman: 

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ * إلى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ "Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat." (QS Al Qiyamah: 22-23) 

Baca juga: Brasil Kini Punya Kota yang Jadi Destinasi Wisata Halal 

Atas ayat tersebut, Abdullah bin Abbas RA mengatakan bahwa maksud dari ayat ke-23 itu ialah melihat wajah Allah SWT dan tidak bersembunyi darinya. Ibnu Katsir mengatakan, pada hari itu wajah betul-betul bersinar.  

Imam Syafii menjelaskan, Allah SWT memiliki nama dan atribut dari mana kitab-Nya keluar. Nabi-Nya memberitahu bahwa orang-orang beriman melihat Tuhan mereka pada Hari Kebangkitan kelak dengan mata mereka saat mereka melihat bulan pada malam bulan purnama. Dari Jarir bin Abdullah, dia berkata:  

كُنَّا عِنْدَ النبيِّ صلى الله عليه وسلم، فَنَظَرَ إلى القَمَرِ لَيْلَةً - يَعْنِي البَدْرَ - فقال: إنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كما تَرَوْنَ هذا القَمَرَ

"Kami berada ketika Nabi SAW melihat ke bulan (purnama), lalu Nabi SAW bersabda, 'Kamu akan melihat Tuhanmu seperti kamu melihat bulan ini..." (HR Bukhari) 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement