Sidang Jumat yang terhormat,
Nikmat sehat menjadi nikmat Allah yang terbesar setelah nikmat keselamatan (Islam). Selama ini, sadarkah kita bahwa setiap hari Dia membentangkan nikmat sehat kepada kita dengan memberikan oksigen (O2) secara gratis.
Bayangkan jika hidup tanpa oksigen, apa yang akan terjadi dengan kita? Hal tersebut mengingatkan kita pada orang-orang yang kalang kabut mencari tabung oksigen untuk bisa menyelamatkan nyawa keluarga yang kini tengah terbaring lemah di bangsal UGD maupun ICU akibat terpapar Covid-19.
Kala kita sakit, barulah ingat betapa mahalnya nikmat sehat. Namun, kala sehat kita justru melupakan waktu luang untuk bersyukur.
Ini adalah keanehan yang benar-benar terjadi pada makhluk berakal budi. Kita menjadi insan dungu dengan tidak cendekia dan arif dalam mensyukuri nikmat Allah. Dia menyatakan jika,
وَقَلِيلٞ مِّنۡ عِبَادِيَ ٱلشَّكُورُ
Artinya: “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih” (QS Saba’ [34]: 13).
Benarlah yang dilukiskan-Nya berkelindan dengan kenyataan sesungguhnya. Artinya, sedikit sekali kita yang mau bersyukur atas nikmat-Nya. Boleh jadi atas kelantaman meremehkan nikmat-Nya itu, dihantamlah deret penyakit agar kita sadar sebagai makhluk daif yang tidak memiliki kekuatan apapun kecuali Dia. Karenanya penting sekali kita untuk bersyukur supaya Dia menambah (nikmat) kepada kita, demikianlah sumpah Allah dalam QS Ibrahim [14]: 7.
Baca juga : Pemimpin Taliban Peringatkan Kemungkinan Adanya Penyusup
Walaupun sakit dan sehat berkorelasi dengan kekuasaan-Nya, namun manusia wajib berusaha agar teraktualisasikan hidup yang sehat. Kesehatan itu penting, tanpa sehat maka hidup tak berarti. Karena sehat itu menyenangkan dan senang itu merupakan sayap dari menyehatkan.
Menjalani kehidupan di dunia ini tanpa sehat, seperti lost everything. Lindungilah tubuh kita dari segala hal yang berpotensi dapat mendatangkan benih penyakit. Sudahilah mengonsumsi hal-hal yang merusak jaringan tubuh.
Tahanlah diri kita dengan nafsu duniawi yang melampaui. Dekonstruksilah pola hidup kita sekarang juga agar tercipta hidup sehat lahir-batin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ