Sabtu 06 Nov 2021 05:54 WIB

AS Lakukan Pembicaraan Iklim dengan Rusia dan China

China, AS, dan Rusia adalah lima besar negara penghasil emisi bahan bakar fosil

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Presiden Joe Biden berbicara dengan John Kerry, Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Iklim, saat menghadiri sesi pembukaan KTT Iklim PBB COP26, Senin, 1 November 2021, di Glasgow, Skotlandia.
Foto: AP/Erin Schaff/Pool The New York Times
Presiden Joe Biden berbicara dengan John Kerry, Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Iklim, saat menghadiri sesi pembukaan KTT Iklim PBB COP26, Senin, 1 November 2021, di Glasgow, Skotlandia.

REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW -- Utusan Iklim Amerika Serikat (AS) John Kerry mengatakan para negosiator iklim negara itu melakukan pembicaraan yang berarti dengan rekan-rekan mereka dari Rusia dan China di KTT Perubahan Iklim di Glasgow, Skotlandia. Pembicaraan dengan dua negara itu, menurutnya, membuat terlambat dalam konferensi pers pada Jumat (5/11).

Kerry mengatakan AS berbicara dengan pejabat Rusia di KTT tentang upaya untuk mengurangi polusi dari metana, gas yang merusak iklim. "Kami berbicara tentang bagaimana kami dapat menangani metana, mungkin bekerja sama," kata Kerry tentang perwakilan Rusia.

Baca Juga

Selain Rusia, Kerry pun menyatakan telah melakukan pembicaraan dengan perwakilan China. "Dan kami bertemu dengan China di sini dan kami telah berbicara selama beberapa hari untuk mencari tahu apakah ada kesamaan sebagai cara untuk mencoba bergerak maju. Ada rasa urgensi," ujarnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping melewatkan putaran pembicaraan iklim para pemimpin dunia dalam acara tersebut. Keputusan itu pun memicu keluhan dari Presiden AS Joe Biden ketika dia hadir beberapa hari yang lalu.

Biden akhir pekan lalu menyalahkan Xi dan Putin tidak muncul dalam KTT COP26 karena kurangnya kemajuan lebih lanjut dalam diskusi iklim Kelompok 20. China adalah penghasil emisi bahan bakar fosil perusak iklim terbesar di dunia saat ini, AS yang kedua, dan Rusia di lima besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement