Selasa 09 Nov 2021 22:58 WIB

Pakar: Semua Ibadah yang Kita Lakukan Bermanfaat untuk Tubuh

Setiap ibadah yang dilakukan mempunyai hikmah dan manfaat kesehatan

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Setiap ibadah yang dilakukan mempunyai hikmah dan manfaat kesehatan. Ilustrasi sholat jamaah
Foto: REPUBLIKA
Setiap ibadah yang dilakukan mempunyai hikmah dan manfaat kesehatan. Ilustrasi sholat jamaah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—  Sebetulnya tuntunan di syariat dalam ibadah ritual (mahdloh) banyak menyangkut jasmani (tubuh), seperti kebersihan, thaharah, gerakan-gerakan yang diajarkan, pola makan, dan aktivitas sehari-hari dan sebagainya, semua  selaras atau bermanfaat untuk memelihara hingga memperbaiki sistem-sistem organ yang ada pada tubuh. 

Dikutip dari Harian Republika, Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr  Muhammad Manshur Romi, menjelaskan m

Baca Juga

Misalnya terkait gerakan-gerakan shalat dan sebagainya, seakarang sudah banyak kajian-kajian dan bahkan buku-buku yang mendalami hal itu. Maka dengan menyelami hikmahnya  juga mendorong untuk mengamalkan atau mempertaktikkan dalam kehidupan itu.  

“Jadi, integrasinya bahwa ajaran-ajaran Islam itu sangat cocok untuk kehidupan, baik itu kehidupan pribadi maupun kehidupan yang lebih ke tingkat detail, misalnya tingkat jaringan, sel, bahkan sekarang hingga biologi molekuler, atau lebih jauh lagi,” kata dia.  

Selain itu, menurut Romi, ajaran muamalah pada umumnya dapat berpengaruh terhadap hubungan yang sifatnya supra individu, bagaimana hubungan di dalam keluarga, bagaimana hubungan dalam masyarakat sampai internasional.  

“Semua itu ranah ilmu juga dan integrasinya dengan ajaran Islam di level apapun bisa kita jumpai kemaknaannya. Apalagi bila dihubungkan dengan kehidupan alam baka,” kata dia.  

Dia mengatakan, yang signifikan sebetulnya kalau a mempelajari tentang perkembangan kejadian manusia atau embriologi itu banyak sekali ayat Alquran yang menjelaskannya. 

Misalnya tentang bagaimana proses tahapan, mulai dari nutfah, alaqah, hingga mudghah dan seterusnya. Sementara, ilmu pengetahuan sendiri baru dua abad terakhir yang bisa menunjukkan secara nyata  bagaimana proses pembuahan dan selanjutnya sampai menjadi manusia yang lengkap.  

Menurut dia, jika  dilihat embriologi itu salah satu bukti yang nyata, karena sudah dijelaskan sejak sekian abad yang lalu. Sementara, baru sekitar dua abad yang lalu, dengan ditemukan  instrumen-instrumen pencitraan (imaging) yang makin rinci dan mendalam, mikroskop elektron dan sebagainya.  

Jadi, anatomi sendiri telah membuktikan beberapa kebenaran Alquran. Selain itu, tuntunan yang diajarkan Rasulullah dalam kehidupan juga sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah, misalnya dalam bidang kesehatan dan kedokteran. 

“Tapi, itu juga masih terus menjadi tantangan. Artinya, belum semua bisa dipahami. Ibarat seperti kajian embriologi tadi, itu kan membutuhkan waktu sekitar 12 abad baru orang bisa melihat secara faktual,” kata dia.  

Lebih lanjut, Romi menjelaskan tuntunan ibadah umumnya diawali dengan makna kebersihan yang sangat mendasar bagi Kesehatan. Selain itu, gerakan-gerakan sholat sebenarnya juga positif bagi tubuh kita, seperti berdiri tegak, tuma’ninah, dan rukuk.

Demikian pula posisi sujud yang menunjang sirkulasi darah di kepala khusunya di otak. Otak merupakan organ yang istimewa dan perlu mendapat alokasi oksigen lewat sirkulasi darah sebanyak 20 persen dari yang ada. 

Sehingga keutamaan sujud yang cukup panjang sangat bermanfaat bagi otak sebagai penunjang. “Semua itu memiliki makna yang positif bagi kesehatan kita,” ujar dia.  

Misalnya, ada yang meneliti tentang duduk tahiyat akhir, itu idealnya tumit kaki kiri ada di daerah antara anus dengan kemaluan, terutama yang laki-laki. Karena kita menempatkan tumit di sana, itu akan berpengaruh terhadap kelenjar prostat. 

Jadi, dengan posisi seperti itu, dia akan membuat stimulasi yang bagus untuk mencegah hipertrofi prostat, yang mana memang sering dialami laki-laki, terutama yang usia lanjut. Jadi, itu ada kajian yang menyimpulkan bahwa tahiyat akhir itu dapat menunda pembesaran prostat.    

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement