REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak seperti namanya, strok ringan merupakan kondisi yang tak boleh disepelekan. Bila dibiarkan tanpa pengobatan, sekitar 33 persen orang yang pernah mengalami strok ringan akan mengalami serangan strok dalam kurun waktu satu tahun.
Strok ringan juga dikenal dengan istilah medis Transient Ischaemic Attack (TIA). Strok ringan terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat untuk waktu yang singkat, yaitu kurang dari lima menit.
Strok ringan menyebabkan beragam gejala neurologis yang sama seperti serangan strok. Akan tetapi, kondisi yang ditimbulkan oleh strok ringan bersifat bisa diperbaiki. Meski kerusakan yang ditimbulkan tak sebesar strok, pengobatan medis untuk strok ringan tak boleh ditunda.
Sedikit berbeda dengan strok ringan, serangan strok tejadi ketika aliran darah ke otak terhambat untuk waktu yang lebih lama. Akibatnya, bagian otak yang tak mendapatkan pasokan aliran darah akan mengalami kerusakan berat yang memicu terjadinya disabilitas permanen hingga kematian.
Strok ringan dan strok memiliki faktor risiko yang sama. Sebagian di antaranya merupakan faktor risiko yang tak dapat dimodifikasi seperti usia, riwayat keluarga, dan jenis kelamin di mana perempuan lebih berisiko terhadap strok ringan dan strok dibandingkan laki-laki.
Namun ada lebih banyak faktor risiko yang bisa dimodifikasi dan diperbaiki. Sebagian di antaranya adalah kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, konsumsi makanan tinggi kolesterol, hingga penyalahgunaan obat terlarang seperti amfetamin, kokain, dan heroin.
Ada beberapa tanda dan gejala peringatan yang dapat diwaspadai sebelum serangan strok ringan atau strok terjadi. Tanda dan gejala ini dikenal dengan singkatan FAST, yaitu Face (wajah), Arms (lengan), Speech (kemampuan bicara), dan Time (waktu).
"(Terkait Face) di mana mata atau mulut tampak jatuh lebih rendah pada satu sisi. Seseorang juga bisa mengalami kesulitan tersenyum," ungkap konsultan saraf dari Manipal Hospitals di Whitefield, India, dr Abhinav Raina, seperti dilansir di India TV News.
Gejala yang berkaitan dengan lengan adalah melemah atau kebasnya tungkai. Sebagai contoh, seseorang yang sedang mengalami strok ringan atau strok akan kesulitan untuk mengangkat lengan ke atas.
Berkenaan dengan kemampuan bicara, gejala yang perlu diwaspadai adalah kesulitan untuk bicara. Biasanya, pembicaraan orang yang mengalami serangan strok ringan atau strok akan terdengar pelo atau sulit dipahami.
Bila mengalami salah satu atau seluruh gejala Face, Arms, dan Speech, hal penting yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah Time atau waktu. Bila orang terdekat atau diri sendiri mengalami gejala pada wajah, lengan, atau cara bicara yang dicurigai berkaitan dengan serangan strok atau strok ringan, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan medis yang dibutuhkan.
"Mustahil untuk memprediksi apakah seseorang sedang mengalami TIA atau strok, karena gejalanya kurang lebih sama," ujar dr Raina.
Dibandingkan pengobatan, upaya pencegahan strok ringan dan strok akan jauh lebih baik. Beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok, menyantap makanan sehat dan bergizi, serta mengurangi asupan garam dan lemak berlebih.
Biasakan pula untuk melakukan olahraga secara teratur dan jaga berat badan yang sehat. Bila memiliki penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko strok seperti penyakit jantung dan diabetes, kelola penyakit tersebut agar tetap terkendali.