REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dalam beberapa pekan terkahir, intensitas hujan mulai meningkat di sejumlah wilayah Kota Tasikmalaya. Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejak awal November wilayah Kota Tasikmalaya sudah mulai memasuki musim hujan.
Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan mengatakan, pihaknya sudah menerima surat peringatan dini dari BMKG untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana. Sebab, diprediksi intensitas hujan akan terus meningkat hingga awal tahun depan.
"Melihat kehadian bencana yang pernah terjadi, banyak yang disebbakan curah hujan yang tinggi, misalnya pohon tumbang, banjir, longsor, hingga rumah roboh karena angin kencang," kata dia, Kamis (11/11).
Menurut Ivan, yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, pihaknya sudah mulai melakukan antisipasi terhadap kejadian bencana yang berpotensi terjadi. Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya juga sudah melakukan rapat dengan instansi terkait untuk siap siaga menghadapi bencana.
Ia menyebutkan, salah satu langkah antisipasi yang dilakukan adalah memperbaiki gorong-gorong di Kita Tasikmalaya. "Itu untuk antisipasi munculnya genangan di Kota Tasikmalaya selama musim hujan," ujar dia.
Ivan menambahkan, pihaknya juga telah meminta seluruh kecamatan dan kelurahan siap siaga. Para camat dan lurah telah diinstruksikan mengecek wilayahnya masing-masing dan mendeteksi potensi bencana yang ada.
"Semua harus diingatkan agar waspada. Agar musim hujan kali ini tak sampai ada kejadian bencana yang menimbulkan kerugian materi, apalagi korban jiwa," kata dia.
Kendati demikian, menurut Ivan, saat ini Pemkot Tasikmalaya masih belum menetapkan status suaga darurat bencana. Ia menyebutkan, pihaknya baru membuat surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Undang Hendiana mengatakan, sejak awal tahun hingga November 2021 telah terjadi ratusan kejadian bencana. Namun, dalam dua bulan terkahir mulai terjadi peningkatan intensitas kejadian bencana.
"Itu didominasi oleh pohon tumbang, rumah roboh, dan beberapa kejadian longsor dan banjir. Dalam dua bulan terkahir juga mulai terjadi peningkatan bencana, terutama rumah ambruk karena cuaca ektrem. Memang itu rumahnya secara konstruksi sudah tidak baik," ujar dia.
Berdasarkan catatan BPBD Kota Tasikmalaya, sejak Januari hingga Oktober 2021 terdapat 121 kejadian bencana. Namun, salama Oktober tercatat terdapat 21 kejadian bencana di Kota Tasikmalaya. Bencana yang terjadi pada Oktober didominasi oleh genangan air dan tanah longsor.
Undang menyebutkan, BPBD sudah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh camat untuk mengantisipasi bencana. "Misalnya menyiapkan jalur evakuasi ketika ada bencana. Selain itu, kita minta masyarakat mengurangi aktivitas ketika hujan tinggi. Karena pernah kejadian tersambar petir atau tertimpa pohon. Kita terus edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Indra Gustari mengatakan, wilayah Tasikmalaya sudah mulai memasuki musim hujan sejak November. Menurut dia, musim hujan kali ini akan disertai fenomena cuaca La Nina. Artinya, curah hujan diperkirakan akan semakin tinggi dibanding musim hujan sebelumnya.
"Fenomena La Nina ini tidak setiap tahun ada. Jadi akan ada peningkatan curah hujan dibanding musim hujan biasanya," kata dia di Kota Tasikmalaya, Kamis.
Menurut dia, peningkatan curah hujan akan terjadi sebesar 40 persen dibanding musim hujan biasanya. Karena itu, pemerintah daerah harus mengantisipasi kemungkinan timbulnya bencana hidrometeorologi.