REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petarung Ultimate Fighting Championship (UFC), Kamaru Usman, berhasil menancapkan tajinya sebagai jawara kelas welter setelah menumbangkan Colby Covington dalam UFC 268 di Madison Square Garden, New York, Amerika Serikat (AS), akhir pekan lalu. Itu merupakan pertemuan keduanya dengan Colby yang seluruhnya dimenangkan Kamaru.
Hanya ada satu hal yang membuat kemenangan Kamaru berbeda, yaitu ditentukan dengan perolehan angka. Sebelumnya, ia menekuk Colby dengan KO.
Kamaru sukses mempertahankan sabuk juara kelas welter sebanyak lima kali. Catatan rekornya bertambah menjadi 20-1 dan belum terkalahkan dalam 19 pertandingan terakhir. Tak ayal, julukan 'The Nightmare from Nigeria' semakin layak ia sandang.
Nama Kamaru saat ini masih kokoh di puncak klasemen papan petarung pound-for-pound UFC. Pria berusia 34 tahun itu pun diklaim bertipe striker dengan serangan atas yang tangguh. Hal inilah yang menjadikan siapapun yang menghadapinya seakan mengalami mimpi buruk.
Presiden UFC, Dana White, pun tak ragu menyebut petarung berpaspor AS itu sebagai yang terbaik di kelasnya. Nama-nama besar di kelas welter seperti Colby Covington, Jorge Masvidal, Gilbert Burns, dan Tyron Woodley pernah merasakan betapa kerasnya bogem mentah dan sepakan Kamaru.
"Menurut saya, Kamaru Usman adalah petarung UFC terbaik saat ini. Dia segera menyandang predikat Greatest of All-Time (GOAT)," ujar Dana White, dikutip dari ESPN, Kamis (11/11).
Tak sedikit anggapan yang menyebut Kamaru bakal segera menggeser prestasi Georges St-Pierre yang memiliki rekor sembilan sabuk juara. Butuh lima gelar lagi bagi Kamaru untuk menyalip Georges. Namun bukan tak mungkin ia bisa menyandang gelar GOAT di kelas welter.
Keluarga Kamaru awalnya memutuskan migrasi ke AS di awal 1990-an. Kamaru yang lahir di Benin, ibu kota negara bagian Edo di Nigeria Selatan, akhirnya tumbuh besar di Negeri Paman Sam. Ia mengenyam pendidikan di Texas dan mulai berkenalan dengan dunia beladiri.
Kamaru memulai karier beladirinya melalui cabang olahraga gulat di Bowie High School du Arlington, Texas. Bakatnya langsung terlihat ketika mencatat rekor 53-3. Setelah lulus, ia pun memutuskan lanjut kuliah di Universitas Nebraska di Kearney dan perjalanan beladirinya semain menanjak.
Pada 2010, Kamaru sukses memenangkan kejuaraan nasional Divisi II NCAA 2010. Hingga akhirnya, ia memutuskan masuk ke turnamen tarung bebas tahun 2012. Debutnya pada 30 November 2012 kontra David Glover berakhir lewat kemenangan TKO dengan durasi 4 menit 50 detik.
Kamaru sempat menelan kekalahan di partai keduanya saat melawan Jose Caceres lewat submission. Akan tetapi, ia membalas kekecewaannya dengan memenangkan laga ketiga hingga keenam. Seluruh kemenangan itu direbut dengan cara TKO melalui pukulan tinju. Namanya otomatis mencuat dan Kamaru mendapat panggilan jawara TKO.
Ini membuat dirinya berhasil masuk ke ajang UFC pada 2015. Tak butuh waktu banyak, ia langsung menghajar Hayder Hassan dengan kemenangan submission. Kamaru membuat lawannya tak berkutik dengan cekikan lengan.
Kamaru tercatat sebagai salah satu petarung Muslim paling populer selain Khabib Nurmagomedov di UFC. Namun soal ibadah, ia mengakui tak menjalaninya seperti atlet lain. Selama Bulan Ramadhan, Kamaru memilih tidak berpuasa karena harus menjaga kondisi tubuhnya.
"Saya seorang Muslim sejak lahir dan sangat menghormati agama ini. Saya berlatih dua sampai tiga kali dalam sehari. Ini adalah olahraga yang sangat berat, hampir tidak mungkin bagi saya untuk berada dalam kondisi lapar selama Ramadhan," kata Kamaru dilansir dari Sport Express.
Meski begitu, Kamaru memastikan dirinya tetap menjalani ibadah lainnya dalam agama Islam. Hal itu tak lepas dari komitmennya dalam menjaga iman. Ia pun selalu berusaha tetap berpuasa jika kondisi fisiknya memungkinkan.