Sabtu 13 Nov 2021 22:51 WIB

33 Ribu Jiwa Masih Mengungsi Akibat Banjir di Sintang

BNPB mengatakan saat ini masih ada 12 Kecamatan di Sintang yang terendam banjir.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bayu Hermawan
Warga melintasi Jalan Lintas Melawi yang terdampak banjir di Ladang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Jumat (12/11/2021). Banjir yang melanda 12 kecamatan tersebut belum juga surut selama tiga pekan terakhir akibat curah hujan yang tinggi, sementara pendistribusian bantuan masih terkendala di sejumlah wilayah karena sulitnya akses menuju lokasi.
Foto: ANTARA/Abraham Mudito
Warga melintasi Jalan Lintas Melawi yang terdampak banjir di Ladang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Jumat (12/11/2021). Banjir yang melanda 12 kecamatan tersebut belum juga surut selama tiga pekan terakhir akibat curah hujan yang tinggi, sementara pendistribusian bantuan masih terkendala di sejumlah wilayah karena sulitnya akses menuju lokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 33 ribu orang masih mengungsi akibat banjir hebat yang melanda Kabupaten Sintang di Kalimantan Barat (Kalbar). Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengatakan, Sabtu (13/11), meskipun banjir dari luapan Sungai Kapuas, dan Sungai Melawi itu mulai surut. Namun, banjir yang menerjang sejak 21 Oktober itu, masih merendam 12 wilayah kecamatan.

"Sampai dengan hari ini, kondisi debit air turun yang terpantau di Sungai Kapuas dan Sungai Melawi," ujar Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang, Fidelis Asdi, dalam siaran pers BNPB yang diterima wartawan di Jakarta, Sabtu (13/11). 

Baca Juga

Fidelis mengatakan, sejak Jumat (12/11) sudah terpantau  penurunan debit air dari luapan dua sungai besar itu, rata-rata dari 10 sampai 15 sentimeter. Akan tetapi, dikatakan, penurunan tersebut tak signifikan. Karena, banjir masih merendam rumah-rumah penduduk di 12 kecamatan. 

Di Kecamatan Kayan Hulu, dan Kayan Hilir. Di Kecamatan Binjai Hulu, dan Sintang, serta Sepauk, juga Kecamatan Tempunak. Di Kecamatan Ketungau Hilir, dan Dedai, serta Kecamatan Serawai. Juga merendam Kecamatan Ambalau, Sei Tebelian, dan Kecamatan Kelam Permai.

Laporan dari BPBD kepada BNPB juga dikatakan, jumlah warga yang mengungsi masih masif. Tercatat sampai Sabtu (13/11), banjir yang melanda mendesak 33.221 jiwa dari 10.381 Kepala Keluarga (KK) eksodus ke pos-pos pengungsian. 

"Mereka yang mengungsi ini, kebanyakan dari sembilan kecamatan terparah banjir," kata Fidelis. 

BPBD pun mencatat, para pengungsi tersebut, tersebar di 32 pos pengungsian, yang berada di 12 kecamatan wilayah banjir. Sementara BPBD, mendirikan lima pos pemantauan lapangan khusus. Di kawasan Tugu Bambu, Pos Lantas, Media Center, Ujung Jembatan Kapuas, dan Kantor Camat Sintang, serta di Kantor BPBD Sintang. 

"BPBD mendirikan, dan mengoperasikan sebanyak 24 dapur umum untuk pengungsian," begitu kata Fidelis. 

Dari laporan sementara ini, dikatakan juga, banjir mencatatkan korban jiwa meninggal dunia sebanyak dua orang, dan merusak total enam jembatan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement