REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 33 ribu orang masih mengungsi akibat banjir hebat yang melanda Kabupaten Sintang di Kalimantan Barat (Kalbar). Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengatakan, Sabtu (13/11), meskipun banjir dari luapan Sungai Kapuas, dan Sungai Melawi itu mulai surut. Namun, banjir yang menerjang sejak 21 Oktober itu, masih merendam 12 wilayah kecamatan.
"Sampai dengan hari ini, kondisi debit air turun yang terpantau di Sungai Kapuas dan Sungai Melawi," ujar Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang, Fidelis Asdi, dalam siaran pers BNPB yang diterima wartawan di Jakarta, Sabtu (13/11).
Fidelis mengatakan, sejak Jumat (12/11) sudah terpantau penurunan debit air dari luapan dua sungai besar itu, rata-rata dari 10 sampai 15 sentimeter. Akan tetapi, dikatakan, penurunan tersebut tak signifikan. Karena, banjir masih merendam rumah-rumah penduduk di 12 kecamatan.
Di Kecamatan Kayan Hulu, dan Kayan Hilir. Di Kecamatan Binjai Hulu, dan Sintang, serta Sepauk, juga Kecamatan Tempunak. Di Kecamatan Ketungau Hilir, dan Dedai, serta Kecamatan Serawai. Juga merendam Kecamatan Ambalau, Sei Tebelian, dan Kecamatan Kelam Permai.