Ahad 14 Nov 2021 16:14 WIB

Kejar Target Vaksin, Lansia di Tasikmalaya Dijemput Petugas

Banyak lansia yang mempercayai hoaks.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kader puskesmas mengantarkan seorang lansia untuk menjalani vaksinasi di Puskesmas Tamansari, Kota Tasikmalaya, Ahad (14/11).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Kader puskesmas mengantarkan seorang lansia untuk menjalani vaksinasi di Puskesmas Tamansari, Kota Tasikmalaya, Ahad (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya terus berupaya mengejar target 40 persen cakupan vaksinasi Covid-19 kepada lansia. Dalam sisa waktu sebelum evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), petugas mengerahkan segala cara agar target vaksinasi kepada lansia dapat tercapai.

Di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, misalnya, lansia yang belum menjalani vaksinasi dijemput oleh petugas agar mau datang ke puskesmas. Setelah divaksin, mereka diantar kembali ke rumahnya masing-masing. 

"Memang untuk lansia ini agak sulit untuk vaksinasi," kata Nunung Faridah, salah seorang kader Puskesmas Tamansari, kepada Republika, Ahad (14/11).

Nunung merupakan salah seorang yang bertugas menjemput lansia untuk divaksin di Puskesmas Tamansari. Hari itu, ia harus bolak-balik menjemput sebanyak 16 lansia menggunakan sepeda motornya untuk menjalani vaksinasi.   

Perkara menjemput lansia, bagi Nunung, sebenarnya bukanlah hal yang terlalu sulit. Namun, ia harus memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada lansia agar mau divaksin.

"Kendala gak ada sebenarnya. Tapi tadi ada satu orang yang dijemput tidak mau. Alasan sakit kepala. Ya gak jadi," kata dia. 

Menurut dia, faktor utama yang membuat rendahnya antusias para lansia untuk menjalani vaksinisasi adalah banyaknya hoaks yang beredar mengenai vaksin. Alhasil, banyak lansia yang mempercayai hoaks tersebut. 

"Jadi banyak yang gak mau. Ada yang bilang vaksin bikin jadi sakit. Tapi kalau sudah sadar sendiri, mah mau. Jadinya ya kita harus edukasi dulu," kata dia.

Kendati demikian, Nunung menilai, saat ini antusias lansia untuk mengikuti vaksinasi sudah mulai meningkat. Namun, mobilitas lansia yang rendah menjadi kendala. Artinya, ke depan layanan vaksinasi harus lebih didekatkan kepada masyarakat. 

Upaya jemput bola lansia untuk menjalani vaksinasi tak hanya dilakukan oleh kader Puskesmas Tamansari. Aparat kepolisian juga ikut melakukan penjemputan lansia untuk divaksin.  

Kapolsek Tamansari, Polres Tasikmalaya Kota, Ipti Nurozi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan muspika Kecamatan Tamansari menjemput bola dalam rangka mengejar capaian target vaksinasi, khususnya kepada lansia. "Kita hari ini jemput warga ke rumahnya, bekerja sama dengan RT dan RW. Kita jemput menggunakan kendaraan patroli. Setelah selesai, kita antar lagi ke rumahnya," kata dia.

Menurut dia, upaya jemput bola itu dimaksimalkan sejak Sabtu (13/10). Alhasil, pada akhir pekan ini, masyarakat yang datang untuk menjalani vaksinasi di Puskesmas Tamansari cukup tinggi, meski hari libur. "Kemarin ada 70 orang yang divaksin. Sekarang ada sekitar 60 orang. Mayoritas lansia semua," kata dia.  

Ia menilai, kendala pelaksanaan vaksinasi kepada lansia bukan hanya terkait mobilitas mereka yang rendah, sehingga harus dijemput. Masalah komplikasi penyakit yang umumnya diderita lansia juga menjadi salah satu kendala. 

"Tadi ada beberapa yang kita jemput, tapi saat diskrining dinyatakan tidak lolos. Jadi harus menunggu lagi," ujar Nurozi.

Namun, ia mengatakan, pihaknya akan terus berupaya melakukan jemput bola agar semakin banyak lansia di Kecamatan Tamansari yang menjalani vaksinasi. Dengan begitu, kekebalan kelompok (herd immunity) dalam menghadapi pandemi Covid-19 dapat segera tercipta.

Salah seorang lansia yang menjalani vaksinasi di Puskesmas Tamansari, Khodijah (65) mengaku tak merasakan keluhan apapun setelah disuntik vaksin. Ia merasa tak ada yang berbeda dengan kondisi tubuhnya. "Gak ada keluhan," kata dia. 

Ia mengaku baru sempat menjalani vaksinasi Covid-19 karena sebelumnya sempat sakit. Apalagi, berdasarkan informasi yang didapatnya, orang sakit tak boleh divaksinasi. 

"Kata orang-orang kalau sakit umur jangan divaksin. Tapi nyatanya saya gak ada keluhan. Hanya pegal-pegal sedikit," kata dia. 

Salah seorang lansia lainnya, Esih (65), juga mangaku tak merasakan keluhan setelah menjalani vaksinasi. Meski memiliki penyakit darah tinggi, ia tak merasakan dampak negatif akibat vaksin. 

"Saya sebelumnya sudah mau divaksin, tapi belum siap karena kemarin sempat darah tinggi. Kalau tadi, diperiksa sudah lolos. Insyaallah tetap sehat," kata dia.

Esih mengatakan, banyak kabar yang beredar di masyarakat bahwa vaksin akan menyebabkan sakit. Namun, setelah menjalani vaksinasi, ia percaya kalau vaksin aman. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya per 13 November, cakupan vaksinasi Covid-19 dosis pertama secara keseluruhan telah mencapai 58,99 persen atau 330.480 orang dari target 540.243 orang. Sementara untuk kalangan lansia, cakupan vaksinasi dosis pertama mencapai 38,95 persen atau 22.796 orang dari target 58.522 orang.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement