Ahad 14 Nov 2021 17:32 WIB

Jika Lengah di Akhir Tahun, Indonesia Hadapi Gelombang III

Dua gelombang Covid-19 di Indonesia akibat kelengahan protokol kesehatan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok BNPB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan gelombang ketiga Covid-19 berpotensi besar terjadi di Indonesia jika masyarakat lengah terhadap protokol kesehatan dan mobilitas masyarakat tidak terkendali. Apalagi menjelang liburan akhir tahun, biasanya terjadi peningkatan mobilitas masyarakat.

"Suatu keniscayaan kalau kita tidak waspada, ada suatu hal yang sangat mungkin kalau kita tidak waspada, kita lengah, kita abai protokol kesehatan, mobilitas kita tidak terkendali dan kita tidak mau divaksin maka pasti kita akan menghadapi gelombang ketiga," ujar Nadia di acara Penguatan Gerakan Pramuka yang disiarkan di Youtube Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahad (14/11).

Baca Juga

Karena itu, Nadia mengingatkan seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas. Nadia mengingatkan dua gelombang Covid-19 di Indonesia yang terjadi beberapa waktu lalu, yakni periode Januari dan Juli 2021, akibat kelengahan terhadap protokol kesehatan, dan munculnya varian Delta pada Juli kemarin.

Menurutnya, peningkatan kasus dimulai dari lengahnya masyarakat saat kasus sudah mulai terkendali. Karena itu, kasus Covid-19 yang saat ini sudah makin menurun, harus diikuti dengan kewaspadaan agar masyarakat tidak lengah.

"Kalau saat ini kondisinya kita berada pada situasi seperti ini, ingatlah dua puncak yang kita hadapi, kita bisa lihat pembelajaran tahun lalu dimana pembelajaran tahun lalu itu di Desember-Januari adalah kasus mulai naik dan kita mencapai puncaknya itu pada akhir Januari dan itu adalah gelombang pertama yang kita hadapi," ujar Nadia.

Nadia mengatakan, peningkatan kasus pada akhir tahun lalu sebelum munculnya varian Delta saja tidak membutuhkan waktu yang lama. Apalagi, kata Nadia, dengan adanya varian Delta dan turunannya bisa lebih mempercepat penularan.

"Ini hanya membutuhkan waktu yang lebih pendek, bayangkan kalau sekarang dimana varian delta masih mendominasi, bahkan varian Delta punya  turunan-turunannya, nah ini yang kami Ingatkan kembali kenapa kita harus waspada terhadap gelombang ketiga," ujarnya.

Ia melanjutkan, apalagi dengan kecenderungan kenaikan kasus di banyak negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, India, Prancis, Singapura  Australia. Padahal, capaian vaksinasi di negara negara itu mendekati angka 60-70 persen. 

"Artinya kita tetap harus waspada bahwa penularan itu masih terjadi dan negara-negara yang cakupan vaksinasi nya sudah jauh lebih tinggi daripada kita, itu mengalami peningkatan kasus, seperti Singapura negara tetangga kita," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement