REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, mengoptimalkan posko siaga menghadapi badai La Nina yang ditandai curah hujan meningkat. Wilayah Lebak merupakan daerah rawan bencana alam, karena kondisi alamnya terdapat perbukitan, pegunungan dan aliran sungai.
"Kita berharap melalui posko siaga petugas dan relawan secara bergantian selama 24 jam dapat bergerak cepat untuk melakukan evakuasi dan pertolongan jika sewaktu-waktu dilanda bencana alam," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Senin (15/11).
Febby menuturkan, badai La Nina berpotensi menimbulkan bencana banjir dan longsor. BPBD Kabupaten Lebak kini mengoptimalkan posko siaga guna mengantisipasi kebencanaan agar tidak mengakibatkan korban jiwa, ujarnya. "Petugas dan relawan bersiaga di posko siaga sebanyak 12 orang dengan piket secara bergantian," katanya.
Posko siaga BPBD Kabupaten Lebak, kata Febby, juga dilengkapi peralatan evakuasi, seperti kendaraan operasional juga perahu karet, pelampung, tambang, gergaji mesin, dan pompa sedot. Selain itu, juga persediaan logistik untuk penanganan pascabencana agar tidak menimbulkan kerawanan pangan. "Kami meyakini posko siaga dapat mengurangi risiko kebencanaan," katanya.
Lurah Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak M Safei mengajak masyarakat dapat melakukan gotong royong untuk mengantisipasi banjir di permukiman. Saat ini, kata dia, di wilayahnya terdapat tujuh RW yang menjadi langganan banjir akibat saluran drainase kurang berfungsi maksimal.
Dia pun menyarankan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak melakukan normalisasi saluran agar ketika hujan tidak ada lagi banjir di Muara Ciujung Timur. "Kami minta warga melakukan gotong royong dengan membersihkan sampah yang berserakan di drainase agar saluran air berjalan lancar, " kata Safei.