REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Peluang Turki mendatangkan jet canggih F-35 buatan AS sepertinya semakin tertutup. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, akan ada tawaran baru untuk pengadaan jet tempur setelah negara itu dikeluarkan dari program F-35 Amerika Serikat (AS). Namun ia belum tahu tawaran apa yang diberikan.
"Kami membayar 1,4 miliar dolar untuk F-35, tetapi F-35 tidak dikirimkan kepada kami. Sekarang, beberapa penawaran baru akan datang, mari kita lihat apa yang terjadi, seberapa akuratnya. Kami tidak tahu seberapa bagus itu," kata Erdogan.
Erdogan menyatakan, Washington telah meminta Ankara untuk mengembalikan sistem S-400. Namun dia menegaskan, proses pembelian sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia oleh Turki tetap berjalan.
"Kami memberi tahu mereka, ‘Mengapa kami harus mengembalikannya?’" ujarnya.
Padahal, menurut Erdogan, Ankara mengatakan kepada mitra dari NATO bahwa Washington tidak menyediakan sistem pertahanan rudal udara ketika diminta. Kondisi ini yang membuat Turki harus membeli sistem rudal buatan Rusia.
"Tawaran seperti itu datang kepada kami dari Rusia, kami mengambilnya dari sana," ujar pemimpin Turki ini.
Ankara telah memesan lebih dari 100 jet F-35, yang dibuat oleh Lockheed Martin Corp (LMT.N). Hanya saja AS menghapus Turki dari program tersebut pada 2019 setelah mengakuisisi sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.
Pembelian S-400 oleh Ankara juga memicu sanksi Washington. Pada Desember 2020, Washington memasukkan daftar hitam Direktorat Industri Pertahanan Turki, kepala direktorat Ismail Demir, dan tiga karyawan lainnya.
Turki dilaporkan mengajukan permintaan ke AS untuk membeli 40 jet tempur F-16 buatan Lockheed Martin dan hampir 80 kit modernisasi untuk pesawat tempur yang ada. Kesepakatan itu berpotensi bernilai 6 miliar dolar AS.