REPUBLIKA.CO.ID,-- Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Isam Indonesia (KB PII), Nasrullah Larada, menegaskan merupakan ide dan gagasan konyol jika muncul keinginan untuk membubarkan MUI. Bahkan, kemunuculan ide ini sangat terkesan berasal dari kelompok yang tidak senang kepada umat Muslim karena dendam masa lalu.
''Imbasnya akan lebih tragis lagi, nanti akan muncul kegelisahan bagi sebagian kelompok umat Islam atas peran mereka melalui MUI di dalam ikut berperan aktif membangun persatuan bangsa,'' kata Nasrullah, di Jakarta, Ahad (21/11).
Menurut Nasrullah, bila dilihat dalam sejarah perjuangan hadirnya NKRI, umat Islam bersama TNI selalu bersatu padu dalalm mewujudkan kesatuan dan persatuan negara Indonesia. Maka menjadi sangat naif jika tiba tiba ada ide konyol yang mencoba memecah belah persatuan bangsa.
"Oleh karenanya, Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII) sebagai bagian dari komponen umat Islam menolak secara tegas munculnya gagasan yang ingin membubarkan MUI. Mereka perlu belajar sejarah perjuangan bangsa dan memaknai Pancasila bukan sekedar jargon melainkan mengamalkan nilai nilai yang terkandung di dalamnya,'' tegasnya.
Pada sisi lain, lanjut Nasrullah, ghiroh atau semangat kebangkitan umat Islam Indonesia sekarang ini justru akan semakin membara bahkan semakin mengkristal ketika muncul gagasan membubarkan MUI tersebut. Oleh karena itu TNI dan Polri perlu mencurigai muncul provokasi yang memecah persatuan bangsa dengan mengambil isu agama.
"Gagasan pembubaran MUI inilah yang perlu diwaspadai sebagai bentuk radikalisme pemecah NKRI. Kelompok itulah yang sebenarnya tengah merusak jalinan persatuan bangsa. Umat Islam jelas sangat paham dan memperhatikan segala kecenderungan itu. Jangan dianggap kami diam saja,'' kata Nasrullah menegaskan.
Bahkan, kata Nasrullah, bila benar-benar MUI sampai dibubarkan maka kondisi bangsa akan sangat terancam. ''Pelajaran ini sudah terjadi di Aceh. Dahulu ketika konflik Aceh di masa organisasi ulama di sana dibubarkan keadaan masih bisa dikendalikan karena masih ada ulama yang menjadi penengah. Tapi setelah dibubarkan, maka kini rakyat kemudian berhadap-hadapan langsung dengan aparat keamanan. Maka konflik Aceh makin berdarah dan berlarut. Apakah kita akan seperti itu bila MUI dibubarkan? Jelas kami tidak tahu karena tahu apa risiko terbesarnya bila nanti ada masalah. Maka kami tidak mungkin akan berdiam diri kalau MUI sampai dibubarkan."