Senin 22 Nov 2021 09:52 WIB

Mentan SYL Lepas Ekspor Telur Senilai Rp 3 Miliar

Ekspor dan investasi sesuai arahan Presiden merupakan kunci kemajuan ekonomi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian,  Syahrul Yasin Limpo (SYL) melepas ekspor telur tetas atau hatching egg (HE) Parent Stock Ayam Broiler PT. CJ PIA sebanyak  58.500 Butir senilai  3 Miliar Rupiah.
Foto: istimewa
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) melepas ekspor telur tetas atau hatching egg (HE) Parent Stock Ayam Broiler PT. CJ PIA sebanyak 58.500 Butir senilai 3 Miliar Rupiah.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menggalakkan ekspor pertanian dalam sejumlah program. Terbaru, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) melepas ekspor telur tetas atau hatching egg (HE) Parent Stock Ayam Broiler PT CJ PIA sebanyak 58 ribu butir senilai Rp 3 miliar.

"Kami mengapresiasi kepada pelaku usaha yang terus semangat untuk memproduksi produk unggas, bahkan bisa untuk memenuhi pasar ekspor," kata SYL di acara pelepasan Ekspor Hatching Egg (Telur Tetas) Parents Stock Ayam Broiler dari PT CJ PIA ke Myanmar, pada Jumat (19/11).

Baca Juga

Upaya ekspor yang dilakukan oleh PT CJ PIA menunjukkan kemampuan peternak dalam negeri untuk bersaing di pasar global. SYL menjelaskan ekspor dan investasi sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo merupakan kunci penting untuk kemajuan ekonomi Indonesia sehingga dapat menekan ketimpangan,  kesenjangan, dan kemiskinan.

Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor komoditas peternakan pada tahun 2021 periode bulan Januari-Oktober dibukukan mencapai 278.563 ton dengan nilai 986.378 dolar AS atau setara Rp 14.302 triliun. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, pada tahun 2021 volume ekspor meningkat sebesar 4,53 persen dan nilai ekspor meningkat sebesar 33,74 persen.

"Ekspor ini bukti nyata semangat peternak untuk berbuat sesuatu pada bangsa ini tanpa melihat besar kecilnya nilai transaksi," katanya.

Selain itu, ekspor telur tetas juga menunjukan keberhasilan Indonesia dalam  penerapan kompartemen bebas flu burung yang telah dipublikasi pada website Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE). SYL menerangkan, saat ini ekspor bukan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan skala besar.

Peluang ekspor juga masih terbuka luas bagi pelaku usaha menengah bahkan usaha kecil dan mikro di bidang peternakan. Sektor kesehatan hewan sampai pada para peternak juga bisa melakukan ekspor asal dipersiapkan secara serius.

"Pemerintah wajib hadir mendampingi agar ekspor berjalan lancar," katanya.

Berbagai komoditas peternakan Indonesia saat ini telah mampu menembus pasar internasional. Seperti daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan,  produk susu olahan, ternak babi, kambing, domba, kelinci hidup hingga produk larva.

Total negara tujuan ekspor produk peternakan dan kesehatan hewan sampai saat ini telah ke 97 negara. Melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GRATIEKS), ia menargetkan pertumbuhan volume ekspor peternakan pada tahun 2024 naik 300 persen menjadi 884.212 ton ke 100 negara tujuan.

Pemanfaatan peluang ekspor juga diperlukan adanya dukungan dari seluruh stakeholder terkait. Terutama dalam penerapan standar-standar internasional mulai dari hulu ke hilir. Penerapan standar internasional diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk Indonesia.

"Selain itu, mampu mencari negara tujuan baru, dan mengidentifikasi permintaan produk yang dibutuhkan oleh negara lain," katanya.

Hal terpenting, prinsip yang harus dipenuhi dalam mengisi peluang ekspor adalah adanya jaminan kualitas, kuantitas dan keberlanjutan. Manager Operasional PT CJ PIA, Nana Hadiatna mengatakan pihaknya berupaya keras dalam menjawab tantangan pemerintah yang mendorong pelaku usaha untuk ekspor produk.

"Hal ini menjadi pembuktian keseriusan kami dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas produk sehingga dapat di ekspor ke negara lain," katanya.

Nana menegaskan, langkah tersebut dapat tercapai atas kerja sama yang dilakukan oleh seluruh mitra kerja. Terutama dengan Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Ekspor dinilai sangat penting, terlebih pada masa pandemi Covid-19 disaat daya beli masyarakat domestik dinilai masih lemah. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah berharap ekspor yang dilakukan oleh PT CJ PIA bisa terus meningkat. Sekaligus memotivasi bagi pelaku usaha lain untuk tetap berupaya melakukan percepatan ekspor komoditas peternakan lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement