Senin 22 Nov 2021 11:54 WIB

Dinkes Tangerang Selatan Catat 349 Kasus DBD Sepanjang 2021

Terjadi peningkatan kasus sejak Juli hingga November.

Rep: Eva Rianti / Red: Friska Yolandha
Tren kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada 2021 mengalami peningkatan.
Foto: ANTARA/fauzan
Tren kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada 2021 mengalami peningkatan.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Tren kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada 2021 mengalami peningkatan. Dinas Kesehatan Kota Tangsel mencatat, ada ratusan kasus DBD yang terjadi di wilayah tersebut sepanjang tahun ini berjalan.

“Dari bulan Juli sampai November ini memang mengalami peningkatan kasus (DBD),” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Alin Hendalin Mahdaniar, Senin (22/11).

Baca Juga

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tangsel, ada sebanyak 349 kasus DBD yang terjadi dari 1 Januari 2021 hingga 15 November 2021. Secara tren, kasus DBD di Tangsel pada tahun ini mengalami peningkatan sejak pertengahan tahun, dibandingkan tahun sebelumnya.

Perinciannya, pada Juli 2021 terdapat 29 kasus DBD, lalu, pada Agustus 2021 ada 30 kasus. Berlanjut sebanyak 32 kasus pada September 2021, dan semakin mengalami peningkatan pada Oktober 2021 dengan 43 kasus. Hingga memuncak pada bulan berikutnya, tercatat dari 1 November hingga 15 November terdapat 63 kasus DBD.

Angka-angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Dari Juli hingga November 2020 masing-masing yakni 24 kasus, 14 kasus, delapan kasus, enam kasus, dan 27 kasus.

“Tapi secara keseluruhan akumulasi jumlah memang tahun sekarang lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu kasus DBD ada 498, tahun 2021 hingga November ini 349 kasus,” terangnya.

Meski demikian, Alin mengatakan, perlu melakukan upaya antisipasi lebih masif untuk menekan peningkatan kasus DBD di Kota Tangsel. Pasalnya, saat ini kondisi cuaca yang cenderung ekstrem berpotensi memunculkan kasus-kasus baru.

“Tetap kita waspadai karena curah hujan sedang tinggi. Tempat-tempat penampungan yang menjadi sarang nyamuk harus diadakan, tetap dengan 3M, menguras, menutup, dan mendaur ulang, serta menghindari gigitan nyamuk. Pokoknya program kita satu rumah satu jumantik harus digalakkan,” tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement