REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Seorang wanita Kuba bernama Mavys Alvarez Rego mengaku menerima kekerasan dan pelecehan seksual dari mendiang Diego Maradona. Hal itu terjadi saat usia Mavys 16 tahun, ketika Maradona tinggal di Kuba untuk menjalani pengobatan dari kecanduannya terhadap narkoba.
Mavys mengaku memang terpesona dengan Maradona dan kemudian bersedia menjalin hubungan legenda sepak bola Argentina tersebut. Namun kemudian mantan bintang Napoli itu berubah setelah dua bulan bersama.
"Saya mencintainya, tapi saya juga membencinya. Saya bahkan berpikir untuk bunuh diri," ungkap Mavys, dikutip dari Monitor, Selasa (23/11).
Mavys mengungkapkan, hubungannya dengan Maradona berlangsung selama empat sampai lima tahun. Ia menjelaskan salah satu peristiwa pelecehan terhadapnya. Pada 2001, ia melakukan perjalanan ke Buenos Aires. Saat itu ia ditahan selama beberapa pekan di sebuah hotel oleh rombongan Maradona, dan dilarang keluar sendirian, lalu dipaksa menjalani operasi pembesaran payudara.
Selain itu, Mavys menyatakan Maradona juga telah memperkosanya saat berada di rumah di Havana, serta beberapa kekerasan fisik. Mavys sendiri memberikan bukti pelecehan dan kekerasan tersebut kepada jaksa Argentina di Buenos Aires.
Maradona dikenal sebagai salah satu pesepak bola terhebat dalam sejarah, dan menginspirasi Argentina di Piala Dunia 1986. Ia meninggal di usia 60 tahun, setelah menjalani operasi otak setelah mengalami penggumpalan darah. Maradona telah berjuang selama puluhan tahun dari ketergantungan terhadap kokain dan alkohol.