REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani, menyoroti penurunan laju suntikan vaksinasi Covid-19 dalam tiga pekan terakhir. Netty mengimbau kepada pemerintah untuk memeriksa faktor penyebabnya.
"Penurunan ini akan berdampak pada target capaian herd immunity, padahal kita masih sedang berlomba dengan transmisi virus," kata Netty dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/11).
Netty mengatakan, salah satu faktor penyebab turunnya laju vaksinasi dikarenakan masyarakat ragu dengan jenis vaksin selain Sinovac. Pemerintah perlu memberikan sosialisasi dan edukasi yang masif dan akurat pada masyarakat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap vaksin selain Sinovac.
"Seharusnya ini dimitigasi sejak awal dengan memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa vaksin lain, seperti, AstraZaneca dan Pfizer, yang sudah mendapat EUA juga aman," ujarnya.
Netty juga menyoroti adanya wacana pemberian vaksin booster gratis dan berbayar kepada masyarakat oleh pemerintah. Dia sepakat jika ini dilakukan dengan pertimbangan menurunnya efikasi vaksin dalam enam bulan.
"Namun jangan sampai vaksin booster berbayar ini menghilangkan kewajiban pemerintah untuk memberikan vaksin dosis lengkap secara gratis kepada masyarakat. Saat ini masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan vaksin dosis lengkap," katanya.
Politikus PKS itu juga mempertanyakan capaian target vaksinasi terhadap kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak dan lansia. Begitu juga dengan capaisn laju vaksin untuk sekolah dan penderita komorbid. "Pemerintah perlu melaporkan capaian ini," ucap Netty.
Netty juga mengingatkan pemerintah agar tetap waspada dan menyiapkan langkah antisipasi, utamanya menghadapi agenda natal dan tahun baru. Menurutnya langkah antisipasi yang harus diperhatikan pemerintah antara lain dengan memperhatikan pengetatan mobilitas penduduk, menggenjot vaksinasi dan disiplin prokes.
"Jangan sampai masyarakat lengah dan lupa prokes karena merasa sudah aman, dan akibatnya kita menuai gelombang ketiga," imbaunya.