Kamis 25 Nov 2021 02:32 WIB

Ganjar Luncurkan Program Bangun Rumah Warga Miskin

Ganjar luncurkan program Jagani Omah Bareng Arum.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Foto: dok. Istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mendapat sorotan nasional menyusul program fasilitasi kepemilikan rumah untuk warga miskin. Program inovasi itu bernama Jagani Omah Bareng Arum atau Jateng Gayeng Ndandani Omah bareng aplikasi Simperum.

"Jateng Gayeng Ndandani Omah Bareng ini Jateng yang asyik yang membahagiakan ayo bersama-sama memperbaiki rumah yang tidak layak huni," kata Ganjar Pranowo dalam keterangan, Rabu (24/11).

Baca Juga

Ganjar mengakui bahwa saat ini program tersebut belum dapat berbuah dalam waktu dekat. Namun politisi partai demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menyakini dengan adanya proses yang terus berjalan akan ada hasil yang baik nanti.

"Sebenarnya kalau dia ambil manfaat-manfaat banget menurut saya belum, tapi proses terus berjalan dan menunjukkan hasil yang baik," katanya.

Ganjar menjelaskan, program yang menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perumahan (Siperum) itu juga dapat digunakan untuk akselerasi penanggulangan kemiskinan. Dia mengatakan, aplikasi itu juga terintegrasi dengan SIDesa atau Sistem Informasi Desa Jateng.

Ganjar menyebutkan bahwa dalam hal Integrasi ini nantinya bakal mencapai target penanganan kemiskinan sehingga mempercepat koordinasi lintas sektoral. Lanjutnya, program sudah diimplementasikan dan telah diproyeksikan dengan total sasaran sebanyak 125 desa tersebar di Brebes, Pemalang, Banjarnegara, Banyumas dan Kebumen.

"Ketika nanti sampai akhir tahun ini (target) kemiskinan ekstrem mesti nol, kita sudah punya roadmap-nya," katanya.

Ganjar mengatakan, Simperum juga dapat membantu dan memudahkan verifikasi dari sasaran PKE selain memenuhi layanan dasar masyarakat miskin. Dia menyebut inovasi ini dapat memberikan tingkat akurasi data RTLH hingga mencapai angka 80 persen dan nihil duplikasi data yang mana data lebih presisi dan akurat.

"Efisiensi waktu dari 7 hari menjadi 75 menit, efisiensi biaya karena paperless dan juga efisiensi SDM yang semula tiga orang kini bisa satu orang," katanya.

Ganjar mengatakan, inovasi aplikasi ini sudah ditiru beberapa provinsi dan daerah. Antara lain Kalimantan Utara, Kabupaten Blora, dan Brebes. Lanjutnya, Pemprov Jateng akan terus melakukan perbaikan agar aplikasi ini bisa lebih baik dari sekarang.

Adapun tujuan dalam program rumah ini dapat meminimalisir angka backlog rumah di Jateng dengan sasarannya masyarakat miskin non-bankable yang tidak memiliki rumah. Program diwujudkan berupa bantuan sosial stimulan pembangunan rumah bagi keluarga miskin yang belum memenuhi syarat rumah layak huni yakni memiliki rumah dengan tipe 36 dengan besaran bantuan yang berupa struktur ruspin dan arsitektural Rp 35 juta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement