REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Betapa malang nasib Manchester United (MU) setelah mengalami penurunan performa selama beberapa bulan terakhir. Mereka pun terpaksa harus memecat Ole Gunnar Solskjaer dari kursi kepelatihan pada pertengahan musim 2021/2022.
Namun, ternyata mendepak Solskjaer melahirkan persoalan baru. Sampai saat ini, tak jelas sosok pelatih yang akan menangani pasukan Setan Merah. Atau lebih tepatnya, belum ada yang mau melatih klub pemegang gelar Liga Primer Inggris terbanyak itu.
Nama mantan pelatih Real Madrid Zinedine Zidane sempat menjadi perbincangan ketika dikaitkan dengan rumor bakal merapat ke Old Trafford. Akan tetapi, Zizou--panggilan akrabnya--belum berminat merintis karier di Inggris.
Padahal, Zidane dinilai pantas mengelola skuad utama MU mengingat kehadiran Cristiano Ronaldo dan Raphael Varane yang notabene mantan anak didiknya semasa di El Real.
Kehadiran Zizou dipercaya dapat menambah warna sepak bola negeri Ratu Elizabeth seperti yang dilakukan Pep Guardiola ketika pertama kali menukangi klub Inggris ketika melatih Manchester City.
Nama berikutnya yang menjadi sorotan adalah Antonio Conte. Pelatih berpaspor Italia itu dianggap sudah mengerti karakter kick and rush ala sepak bola Inggris ketika mengarsiteki Chelsea pada 2016 lalu. Ia bahkan berhasil mempersembahkan satu trofi Liga Primer Inggris bersama the Blues.
Sayangnya, saat Conte menganggur selepas melatih Inter Milan, MU tidak bergerak cepat mengamankan tanda tangannya. Tottenham Hotspur justru lebih gesit mengamankannya setelah memecat Nuno Espirito Santo. Sejauh ini, Conte berhasil menunjukkan statistik yang cenderung meningkat bersama Spurs.
Kemudian, ada pula juru taktik Leicester City, Brendan Roders, yang masuk ke dalam radar pencarian. Rodgers berpengalaman memimpin Liverpool hingga berjaya bersama Glasgow Celtic. Ia bahkan disebut tertarik menjajal kursi panas pelatih Manchester Merah. Namun, belakangan, dirinya menyangkal tertarik melepas jabatannya dari The Foxes.
Terbaru, MU dikabarkan mengajukan tawaran kepada Paris Saint-Germain (PSG) demi merayu Mauricio Pochettino. Tak tanggung-tanggung, MU dikabarkan ingin mengembalikan mantan pelatih Tottenham Hotspur itu ke Liga Primer Inggris dengan iming-iming proyek jangka panjang.
Akan tetapi, Pochettino menegaskan, dirinya akan tetap di PSG dalam waktu dekat. Ini menjadi isyarat bahwa sama seperti pelatih lainnya, untuk sementara ini ia menolak bujuk rayu MU dengan segala proposal yang ada. Komitmen Pochettino terhadap Les Parisiens pun didukung klub dengan memperpanjang kontrak pelatih asal Argentina itu hingga 2023 mendatang.
Pochettino Kesulitan 'Menyentuh' Hati Pemain
Di sisi lain, laman ESPN pada Kamis (24/11) mengabarkan, Pochettino sudah menunjukkan gelagat tidak betah di Paris. Ia dikabarkan ingin kembali bekerja di Inggris karena keluarganya berada di London, sementara Pochettino tinggal di sebuah hotel.
Persoalan non-teknis seperti ini menimbulkan spekulasi bahwa Pochettino sulit menyentuh hati para penggawa PSG yang diisi sederet nama bintang. Sebagai seorang pelatih, Pochettino disebut memiliki karakter yang menuntut pemain bekerja keras. Namun persoalannya, hal tersebut tidak ditunjukkan anak asuhnya.
Saat melawan Manchester City, PSG hanya mencatat 105,3 km dalam daya jelajah pemain di lapangan. Sementara lawannya, berhasil mencatat 111,7 km. Ini menjadi salah satu indikasi bahwa penggawa Les Parisiens kurang dinamis.
Kehadiran Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe tak serta-merta membuat daya gedor PSG menajam. Mereka memang mencetak gol pembuka saat berhadapan dengan City, namun sang lawan berhasil membalikkan keadaan hingga laga berakhir 1-2 untuk kemenangan The Citizens.
PSG memang lolos ke babak 16 besar Liga Champions dengan status runner-up. Akan tetapi dengan pola permainan yang terseok-seok, bukan tak mungkin PSG akan memecat Pochettino kapanpun. Hal ini semestinya menjadi pertimbangan dirinya untuk hijrah ke klub lain, MU misalnya.