REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wali Kota Padang Hendri Septa mengaku geram terhadap kasus kekerasan seksual pada anak yang marak terjadi belakangan ini di Kota Padang.
Seperti diketahui, baru-baru ini telah terjadi sebuah kasus pencabulan yang memakan korban dua bocah perempuan di bawah umur di Kota Padang. Kedua bocah berusia lima dan tujuh tahun itu dicabuli bergantian oleh tujuh orang pelaku.
Ironisnya lagi, para pelaku masih satu keluarga kandung dengan korban yakni kakek, paman dan kakak kandung korban sendiri disertai satu orang tetangga. Kasus tersebut telah ditangani Polresta Padang sejak 18 November lalu.
Hendri Septa berjanji akan mengawal kasus terkait sampai tuntas. Dia juga berharap para pelaku dapat dihukum seberat-beratnya. "Ini sangat miris sekali, persoalan ini harus menjadi perhatian khusus semua pihak untuk mengantisipasi agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali," kata Hendri, Rabu (24/11).
Sementara itu Kadis DP3AP2KB Editiawarman, mengatakan pihaknya juga terus berupaya menekan terjadinya kasus kekerasan pada anak. Salah satunya dengan membuat program 'early warning' deteksi pelaku seksual skala mikro. Di mana telah dibentuk satu orang per kelurahan dan 99 orang relawan KB untuk menjadi mata-mata di tengah masyarakat.
"Ke depan akan kita tingkatkan lagi upaya untuk mencegah terjadinya kasus seperti ini. Karena untuk upaya ini tidak hanya Pemko Padang dan kepolisian saja. Kita juga butuh dukungan ninik mamak, alim ulama, bundo kandung, tokoh masyarakat, keluarga dan pihak-pihak terkait lainnya," ujar Editiawarman.