REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas basket putra Indonesia mendapatkan tambahan amunisi jelang game kedua Kualifikasi FIBA World Cup 2023 Grup C kontra Lebanon di Nouhad Nawfal Sport Complex, Zouk Mikael, Lebanon, Senin (29/11) pukul 21.00 WIB. Pelatih Rajko Toroman sudah bisa memainkan Lester Prosper. Sebelumnya pada laga pertama kontra Lebanon, Sabtu (27/11) dini hari WIB, Lester tak mendapatkan lampu hijau karena dinyatakan positif Covid-19.
Pada game pertama, Lebanon berstatus tuan rumah. Sementara game kedua ini, giliran Indonesia yang menjadi tuan rumah walaupun pertandingan tetap digelar di Beirut.
Ketum PP PPerbasi Danny Kosasih menjelaskan, kasus tes usap Prosper ini agak membingungkan. Sebab, menatap pertemuan pertama melawan Lebanon, Lester sudah menjalani tiga kali tes usap saat penerbangan dari Amerika ke Beirut, Lebanon. Sesampainya di Beirut, ia juga masih negatif. Namun setelah panitia Lebanon menggelar tes usap jelang pertandingan, Lester dinyatakan positif dan dilarang bermain.
Jelang pertemuan kedua Senin malam, tes PCR kembali dilakukan kepada Prosper pada 28 November pukul 11.53 waktu Beirut. Hasilnya keluar pukul 12.05 dan Lester dinyatakan negatif.
"Lester seharusnya sudah bisa dimainkan pada pertandingan kedua," kata Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih dalam keterangan media, Senin.
Center naturalisasi dengan tinggi 2,09 meter ini pada pertemuan pertama absen. Tanpa Lester, Indonesia kalah telak 38-96. Sebab Indonesia hanya bisa memaksimalkan Vincent Rivaldi Kosasih di bawah ring. Situasi ini membuat Indonesia kewalahan karena Arki Dikania Wisnu juga harus diparkir dengan alasan yang sama. Arki dinyatakan positif Covid-19 semenjak tes di Amerika Serikat saat menjalani training camp.
Asisten pelatih timnas basket putra Indonesia Wahyu Widayat Jati menjelaskan bahwa para pemain sudah kembali siap tempur. Mereka juga telah mengambil pelajaran dari pertemuan pertama melawan Lebanon. Perbaikan dilakukan di dalam latihan. Selain itu juga pihaknya terus memotivasi para pemain agar semangatnya tetap membara dalam perjuangan mewujudkan target tampil di FIBA World Cup 2023.
"Perbaikan field goal, bagaimana meminimalisasi turn over, juga transisi dari offense ke defense. Team rebound hingga plan baru kita siapkan menghadapi partai kedua melawan Lebanon. Kemudian juga encouragement ke pemain lewat kata-kata dan drills di latihan. Semua kita siapkan dan lakukan agar mendapatkan hasil terbaik," kata Wahyu.
Ditegaskan Wahyu, timnas basket putra Indonesia sangat ingin mempersembahkan kemenangan di Lebanon. Upaya itu telah dilakukan sejak game pertama kemarin. Namun situasi yang tidak menguntungkan bagi Indonesia karena tidak bisa main full team tidak bisa dielakkan menjadi kendala.
"Kita sudah berusaha untuk main dan menang dari game pertama, tetapi memang kita bermasalah di pemain posisi bigman karena tidak menjadi ancaman untuk lawan, baik di saat offense atau defense. Untuk kepastian pemain, semua tergantung hasil PCR. Kalau negatif bisa main," kata Cacing.