Senin 29 Nov 2021 20:28 WIB

Ada Omicron, Vaksinasi di Afrika Selatan Baru 41 Persen

Baru 35 persen orang dewasa di Afrika Selatan mendapat vaksinasi penuh.

Rep: Idealisa masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah pesawat KLM terlihat di gerbang E19 setelah tiba dari Johannesburg, di Pier E di Bandara Schiphol, Belanda, 27 November 2021. Otoritas Bandara Schiphol mengatakan bandara tidak mengambil tindakan tambahan setelah 61 penumpang yang tiba dengan dua penerbangan dari Afrika Selatan sehari sebelumnya dinyatakan positif virus corona. Terdeteksinya varian covid-19 baru yakni Omicron menimbulkan kekhawatiran di Afrika Selatan.
Foto: EPA-EFE/SEM VAN DER WAL
Sebuah pesawat KLM terlihat di gerbang E19 setelah tiba dari Johannesburg, di Pier E di Bandara Schiphol, Belanda, 27 November 2021. Otoritas Bandara Schiphol mengatakan bandara tidak mengambil tindakan tambahan setelah 61 penumpang yang tiba dengan dua penerbangan dari Afrika Selatan sehari sebelumnya dinyatakan positif virus corona. Terdeteksinya varian covid-19 baru yakni Omicron menimbulkan kekhawatiran di Afrika Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Terdeteksinya varian covid-19 baru yakni Omicron menimbulkan kekhawatiran di Afrika Selatan. Sebab, tentang tingkat vaksinasi di wilayah itu relatif rendah.

Menurut data resmi, sekitar 41 persen orang dewasa Afrika Selatan telah menerima satu dosis vaksin. Sebanyak 35 persen orang dewasa divaksinasi penuh.

 

Dilansir di BBC, Senin (29/11), tingkat vaksinasi harian Afsel telah menurun dan saat ini di bawah Inggris, Uni Eropa dan negara-negara lain.

 

Afrika Selatan telah menghadapi tantangan dalam hal vaksinasi. Negara itu baru bisa merealisasikan target vaksinasi kurang dari 150 ribu vaksinasi sehari dari target 300 ribu.

 

Baru-baru ini negara itu meminta Pfizer untuk menunda pengiriman vaksin karena jumlah stok yang menumpuk.

 

"Kami khawatir bahwa wabah ini sebagian besar di antara kaum muda, jadi ini adalah risiko yang sangat tinggi," kata Menteri Kesehatan Joseph Phaahla.

 

Sekitar 26 persen dari mereka yang berusia 18 hingga 35 tahun telah divaksinasi dosis tunggal. Sebanyak 21 persen mendapat vaksinasi lengkap.

 

Departemen Kesehatan di Afrika Selatan percaya bahwa kesalahan informasi vaksin telah memainkan peran rendahnya tingkat vaksinasi di negara itu. Informasi yang salah juga telah menyebar tentang keamanan vaksin, meskipun sejumlah besar bukti dari uji klinis dan miliaran yang sudah disuntik menunjukkan komplikasi sangat jarang.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.

(QS. Az-Zumar ayat 23)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement