REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa Program Magister Angkatan 2019 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Rudi, berhasil membuat inovasi bahan material rompi anti peluru. Bahan yang digunakan lebih ringan namun kekuatan yang sama.
Inovasi tersebut telah berhasil diuji coba oleh Divisi III Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Dengan uji tembakan sebanyak tiga kali, rompi mampu menahan peluru berkaliber 9 mm untuk jarak tembak 10 meter.
"Carbon fiber adalah salah satu bahan yang digunakan. Bahan ini mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misal dalam pembuatan custom bagian mobil seperti fender mobil, kap mesin dan cover spion. Setelah dilakukan literasi referensi terhadap material tersebut, diperoleh bahwa material ini dapat digunakan dalam pembuatan rompi anti peluru," kata Rudi dalam siaran pers, Senin (29/11).
Rudi menjelaskan, gagasan inovasi tersebut didasari oleh kondisi di mana selama ini untuk membuat rompi anti peluru menggunakan material berat, mahal, dan bahan yang sulit ditemukan di dalam negeri. Dia memikirkan untuk mencari solusi alternatif menggantikan material bahan anti peluru yang lebih ringan dengan kekuatan yang sama.
Material anti peluru yang dihasilkan memiliki keunikan dari sisi berat rompi. Inovasi itu jauh lebih ringan dengan kaliber peluru yang sama jika dibandingkan dengan rompi anti peluru yang saat ini dipasarkan. Selama proses menghadirkan inovasi tersebut, kesulitan utama yang Rudi temui adalah ketika melakukan simulasi menggunakan software finite elemen method sebagai simulasi yang masih tergolong baru.
Inovasi itu menggunakan bahan serat karbon dan resin epoxy sebagai penguat. Kemudian peralatan tambahan adalah mesin vacuum. Material anti peluru tersebut diproduksi menggunakan metode vacuum bag untuk memaksimalkan jumlah perbandingan serat dan resin yang digunakan.
Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan material yang lebih ringan. Inovasi itu juga diharapkan akan semakin mendukung dan meningkatkan profesionalisme bidang militer Indonesia.
Dekan Fakultas Teknik Unhas, Muhammad Arsyad Thaha, mengapresiasi produk inovasi yang dihasilkan oleh mahasiswa. Secara umum, dia mengatakan, pihaknya selalu memaksimalkan dalam memberi dukungan serta menciptakan suasana akademik dan inovasi teknologi. Hal itu dia sebut sudah dilakukan sejak tahun 2015.
Arsyad menjelaskan, inovasi baru mulai berkembang di Fakultas Teknik Unhas. Penelitian para mahasiswa magister dan doktoral teknik, kata dia, terus diarahkan guna menghasilkan paten dan HAKI. Melalui skema pendanaan mandiri, riset dikembangkan berbasis produk inovatif. Material anti peluru adalah penelitian awal pada laboratorium riset Teknik Mesin.
"Inovasi ini akan terus dikembangkan untuk mengefisienkan penggunaan materialnya hingga penerapan pada kendaraan militer dan rompi anti peluru," jelas Arsyad.
Terkait material anti peluru, Arsyad mengatakan akan dibuat Memorandum of Agreement (MoA) bersama Kostrad dan pihak industri untuk kepentingan dunia militer. Pada masa akan datang, dia menuturkan, Fakultas Teknik Unhas akan diarahkan menjadi pusat inovasi teknologi pada Kawasan Timur Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan Teknologi Nasional menuju Indonesia Emas 2021.