Selasa 30 Nov 2021 20:55 WIB

Mencari Awal Mula Omicron, Belanda atau Afrika Selatan?

Otoritas Belanda mendeteksi varian Omnicron sebelum penemuan di Afsel.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang petugas bensin berdiri di samping tajuk berita utama surat kabar di Pretoria, Afrika Selatan, Sabtu, 27 November 2021. Saat dunia bergulat dengan munculnya varian baru COVID-19, para ilmuwan di Afrika Selatan — tempat omicron pertama kali diidentifikasi — berjuang untuk memerangi penyebarannya di seluruh negeri.
Foto: AP/Denis Farrell
Seorang petugas bensin berdiri di samping tajuk berita utama surat kabar di Pretoria, Afrika Selatan, Sabtu, 27 November 2021. Saat dunia bergulat dengan munculnya varian baru COVID-19, para ilmuwan di Afrika Selatan — tempat omicron pertama kali diidentifikasi — berjuang untuk memerangi penyebarannya di seluruh negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Otoritas Kesehatan Belanda mengatakan, varian baru Covid-19, Omicron telah berada di Belanda lebih dulu ketika Afrika Selatan (Afsel) melaporkan varian kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu. Namun masih simpang siur di mana atau kapan waktu tepatnya varian baru itu pertama kali muncul di Belanda.

Pengumuman baru Belanda tidak berarti menghentikan negara-negara lain untuk waspada dalam memberlakukan pembatasan perjalanan terutama pengunjung dari Afsel. Meski, langkah-langkah tersebut dikritik oleh Afsel dan WHO, sebab varian baru ini masih perlu didasarkan pada sains dan peraturan kesehatan internasional.

Baca Juga

Pengumuman Belanda pun semakin memperkeruh garis waktu kapan varian baru ini benar-benar muncul. Seperti dilansir laman BBC, Selasa (30/11) penemuan kasus Omicron di Belanda diidentifikasi dari dua sampel uji yang diambil di negara itu antara 19 dan 23 November, sebelum varian itu pertama kali dilaporkan oleh Afsel. Namun tidak jelas apakah mereka yang mengikuti tes telah mengunjungi Afsel atau tidak.

Sebelumnya, diperkirakan bahwa dua penerbangan yang tiba dari Afsel pada Ahad waktu setempat telah membawa kasus pertama dari varian tersebut ke Belanda. Sekurangnya 14 orang dalam penerbangan ke ibu kota, Amsterdam, dinyatakan positif Omicron di antara 61 penumpang yang ditemukan memiliki virus corona.

"Dalam tes PCR khusus, sampel menunjukkan kelainan pada protein lonjakan," kata Institut Kesehatan Masyarakat Nasional (RIVM) yang mengumumkan kasus sebelumnya, Selasa.

"Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa varian Omicron mungkin ada. Pejabat kesehatan akan memberi tahu orang-orang yang terlibat dan memulai pelacakan sumber dan kontak," katanya.

RIVM juga mengatakan bahwa sejumlah jenis Omicron yang berbeda ditemukan di antara penumpang di dua penerbangan pada Ahad. "Ini berarti bahwa orang-orang sangat mungkin terinfeksi secara independen satu sama lain, dari sumber yang berbeda dan di lokasi yang berbeda," kata seorang juru bicara RIVM.

Pihak berwenang Belanda juga berusaha untuk menghubungi dan menguji ribuan penumpang yang telah melakukan perjalanan dari Afsel, Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namibia, dan Zimbabwe. AS, Kanada, Inggris, dan UE semuanya membatasi perjalanan dari Afsel di tengah kekhawatiran atas varian baru.

Omicron tercatat makin menyebar ke berbagai negara. Pada awal pekan ini hingga Selasa (30/11), sejumlah negara mengkonfirmasi adanya kasus varian Omicron.

Orang yang terinfeksi Omicron bahkan tidak melakukan perjalanan ke Afsel. Seperti dilansir laman Aljazirah, Selasa, pihak berwenang di kota Leipzig, Jerman timur, mengkonfirmasi infeksi varian Omicron pada seorang pria berusia 39 tahun yang tidak pernah ke luar negeri atau melakukan kontak dengan siapa pun yang pernah ke luar negeri.

Leipzig berada di negara bagian timur Saxony. Wilayah itu saat ini memiliki tingkat infeksi virus Corona keseluruhan tertinggi di Jerman. Bukti awal menunjukkan Omicron memiliki risiko infeksi ulang yang lebih tinggi. Tetapi para ilmuwan mengatakan akan memakan waktu sekitar tiga minggu sebelum diketahui bagaimana varian yang sangat bermutasi berdampak pada efektivitas vaksin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement