REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan keuntungan PT PT Angkasa Pura II (Persero) dalam kerja sama entitas dalam kerja sama melalui skema bangun-guna-serah atau Build Operate Transfer (BOT) dengan GMR Airports Consortium Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pria yang akrab disapa Tiko itu menyampaikan kerja sama ini selaras dengan fokus AP II dalam meningkatkan optimalisasi aset, termasuk Bandara Kualanamu. Tiko menyebut AP II telah menggandeng dengan GMR Airports Consortium dalam pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu untuk 25 tahun dengan nilai kerja sama enam miliar dolar AS, termasuk investasi sekitar Rp 15 triliun.
"Mengerjasamakan konsesi selama 25 tanun di mana Kualanamu ini dimiliki AP II, tujuan untuk meningkatkan kualitas Kualanmu agar tidak hanya menjadi bandara domestik tapi juga sebagai hub internasional," ujar Tiko saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/12).
Tiko mengatakan GMR Airports Consortium merupakan investor yang dimiliki GMR Group asal India dan Aerosports de Paris Group (ADP) dari Perancis yang merupakan jaringan operator bandara terkemuka di dunia.
GMR, ucap Tiko, ingin menjadikan Kualanamu sebagai hub penerbangan dari Asia Selatan menuju Asia Utara atau Timur dan Australia, serta mengurangi dominasi bandara Changi, Singapura; dan bandara Kuala Lumpur, Malaysia.
"Arus penumpang dari Asia Selatan ke Asia utara dan Australia sebagian besar transit di Changi dan Kuala Lumpur, sementara Kualanamu bisa kita tingkatkan menjadi bandara kelas dunia," ucap Tiko.
Tiko mengatakan GMR akan menanamkan modal sebesar Rp 56 triliun guna meningkatkan kapasitas penumpang dari 10 juta menjadi 54 juta penumpang.