Jumat 03 Dec 2021 23:23 WIB

Berulang Kali Sholat Istikharah Tapi Belum Ada Jawaban 

Sholat istikharah jawabannya tidak harus diketahui melalui mimpi

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Sholat istikharah jawabannya tidak harus diketahui melalui mimpi. Ilustrasi sholat istikharah.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Sholat istikharah jawabannya tidak harus diketahui melalui mimpi. Ilustrasi sholat istikharah.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Sholat istikharah merupakan ajaran Islam yang dianjurkan saat seseorang berada di beberapa pilihan sulit atau dalam keraguan dalam memutuskan suatu perkara.

Seorang Muslim diajarkan untuk meminta petunjuk Allah ﷻ dalam segalah hal yang dilakukan dengan cara istikharah. 

Baca Juga

Namun dalam berbagai kasus, banyak orang-orang yang merasa masih terus merasa ragu meskipun telah melakukannya berulang kali. Kenapa hal ini terjadi dan bagaimanakah solusinya? 

Dilansir dari Elbalad, anggota Lembaga Fatwa Mesir, Dar ftaa, Dr Muhammad Wissam menjelaskan istikharah adalah ibadah yang dasarnya meminta bantuan kepada Allah ﷻ. 

Istikharah dilakukan karena dua kondisi, pertama karena keraguan untuk memilih antara dua hal. Kedua, saat seseorang meminta petunjuk untuk melakukan sesuatu karena keraguan bahwa pilihannya akan berdampak baik atau buruk.

Menurutnya, yang perlu dipahami seorang Muslim, jawaban dari istikharah bukan selalu dari diberikan penglihatan dari jawaban yang diinginkan seperti mimpi atau penglihatan lain. Jawaban dari istikharah bisa berbentuk penerimaan secara psikologis akan suatu pilihan atau juga berkurangnya keragu-raguan akan suatu pilihan. 

Kurangnya pemahaman akan hal ini membuat orang mengira Allah SWT seakan tidak memberi petunjuk. Padahal mungkin Allah SWT telah menujukkan pilihan yang baik, tapi orang tersebut tidak memahami petunjuk yang diberikan tersebut.

Adapun doa yang bisa dibaca usai sholat istikharah adalah sebagai berikut:

 اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ

اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Babi Haram Dikonsumsi Menurut Islam

 

“Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika al adziim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub.

Allahumma in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faqdurhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii fash-rifhu anni wasrifnii anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsummardhinii."

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement