Ahad 05 Dec 2021 14:04 WIB

Kota Sukabumi Sisir Warga yang Belum Tervaksin Covid-19

warga bisa divaksinasi berbasis kewilayahan di posyandu, posbindu, majelis taklim.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kota Sukabumi Sisir Warga yang Belum Tervaksin Covid-19 (ilustrasi).
Foto: riga nurul iman
Kota Sukabumi Sisir Warga yang Belum Tervaksin Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Jumlah warga yang belum tervaksin Covid-19 di Kota Sukabumi hanya tersisa sebanyak delapan persen. Untuk menjangkau warga yang belum tervaksin tersebut, Pemkot Sukabumi menyisir warga berdasarkan nama-nama warga yang belum divaksin, baik dosis satu maupun dua.

Dari data Dinas Kesehatan Kota Sukabumi per 5 Desember 2021, capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama sudah mencapai 248.235 (92,00 persen) dan dosis kedua 147.769 (54,76 persen), dan dosis tiga mencapai 2.808 orang. Hal ini didasarkan target total vaksinasi di Kota Sukabumi sebanyak 269.834 orang.

"Kami membagikan nama warga berdasarkan by name by address ke para camat untuk disisir yang harusnya menerima dosis 2 dan dosis satu," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Lulis Delawati, Ahad (5/12).

Nantinya mereka akan diajak segera divaksin. Di mana warga bisa divaksinasi berbasis kewilayahan, yakni bisa di posyandu, posbindu, ataupun majelis taklim. Bahkan dalan pekan ini kerja sama dengan BIN untuk vaksinasi dosis dua untuk 2.000 orang di 10 puskesmas.

Lulis menerangkan, kendala dalam vaksinasi seperti lokasi layanan yang jauh dari warga kini sudah didekatkan berbasis wilayah. Selain itu, warga yang sudah divaksin dosis satu didorong agar segera vaksinasi dosis dua, sesuai jadwal yang ditentukan. Capaian vaksinasi dosis dua baru mencapai 54 persen.

Selain itu, lanjut Lulis, masih ada warga lanjut usia (lansia) yang belum bisa divaksin karena kondisi kesehatan pada saat divaksin. Kendala kedua, yaitu kekhawatiran warga lansia ketika divaksin, sehingga belum mau divaksin dan diperlukan edukasi kepada warga.

Oleh karenanya, fokus vaksinasi kini ditujukan ke kalangan warga lansia yang masih harus ditingkatkan. Pencapaian vaksinasi dosis pertama kelompok warga lansia sampai Ahad sudah mencapai 14.978 orang atau 54,98 persen dan dosis dua 10.274 orang atau 37,72 persen. Persentase itu dihitung dari total target lansia di Kota Sukabumi sebanyak 27.241 orang.

Data pencapaian vaksinasi 92 persen ini dinilai mengarah untuk terwujudnya herd immunity di Kota Sukabumi. Namun, capaian vaksinasi belum bisa dijadikan dasar tunggal terbentuknya herd immunity. Sebab, harus dilihat pula pada CT value (cycle threshold value) dan positivity rate Covid-19. 

Lulis menuturkan, rata-rata kasus Covid-19 yang ditemukan saat ini CT value-nya di atas 35. Angka tersebut terbilang tinggi dalam artian virus dalam tubuh manusia berjumlah sedikit dan bisa dikarenakan efektivitas vaksinasi.

Sementara untuk positivity rate di Kota Sukabumi saat ini mencapai angka 0,47. Sehingga dimungkinkan herd immunity sudah terbentuk, akan tetapi belum optimal.

Kondisi belum optimal, ungkap Lulis, akibat capaian vaksinasi dosis kedua belum melebihi 60-70 persen dari target. Pencapaian dosis kedua baru sekitar 54,76 persen.

Oleh karenanya, lanjut Lulis, Dinkes mengajak masyarakat segera mengikuti vaksinasi dosis kedua. Apalagi, warga harus tetap waspada karena pandemi belum usai dan ada ancaman varian baru.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, pemkot terus menggencarkan vaksinasi kepada warga, baik dosis satu dan dua. "Capaian dosis satu dan dua harus linear, sehingga akan terus digenjot secara door to door," ungkapnya.

Dalam setiap momen kegiatan di wilayah, wali kota tidak bosan-bosan mengingatkan warga yang belum divaksinasi agar segera divaksin. "Apakah ada warga yang belum divaksin di sini?" ujar Achmad Fahmi di hadapan warga di setiap momen.

Di mana ketika masih ada warga, khususnya lansia, yang belum divaksin, dan akhirnya diajak untuk segera divaksinasi. Selain vaksinasi, Fahmi juga meminta warga untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama memakai masker. Upaya ini diperlukan mengingat adanya potensi gelombang ketiga kenaikan kasus Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement