Rabu 08 Dec 2021 21:56 WIB

3 RS dan 13 Puskesmas Disiagakan di Lokasi Bencana Gunung Semeru

Penyiapan RS rujukan juga diperluas hingga ke Kota Malang.

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Anggota TNI dari Batalyon Zeni Tempur 5 Malang membersihkan reruntuhan rumah dengan alat berat di lokasi terdampak letusan gunung Semeru di Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (8/12/2021). Batalyon Zeni Tempur 5 Kepanjen Malang mengerahkan 42 personel dan tujuh alat berat untuk membantu membuka jalur evakuasi dan membersihkan reruntuhan rumah.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Anggota TNI dari Batalyon Zeni Tempur 5 Malang membersihkan reruntuhan rumah dengan alat berat di lokasi terdampak letusan gunung Semeru di Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (8/12/2021). Batalyon Zeni Tempur 5 Kepanjen Malang mengerahkan 42 personel dan tujuh alat berat untuk membantu membuka jalur evakuasi dan membersihkan reruntuhan rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan (Puskris) menyiagakan 3 RS dan 13 Puskesmas untuk memperkuat layanan kegawatdaruratan di lokasi bencana erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Eka Jusuf Singka mengungkapkan, RS yang berperan aktif adalah RSUD Pasirian, RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara dengan didukung oleh 13 Puskesmas dan 5 Puskesmas di perbatasan. Penyiapan RS rujukan juga diperluas hingga ke Kota Malang. Rumah sakit-rumah sakit swasta di sekitar lokasi erupsi termasuk di RS Kepanjen dan RS Wava Husada rencananya akan digunakan sebagai rujukan bagi korban luka bakar dibawah 20 persen dan RS Saiful Anwar Malang untuk rujukan korban trauma inhalasi berat.

Baca Juga

Selain itu, Puskris Kemenkes juga menyiapkan pos-pos kesehatan di sekitar lokasi pengungsian. Saat ini total 4 pos pengungsi yang didirikan di kecamatan Tronojowo dan Candipuro. Setiap pos tersebut ada pos kesehatan yang telah melaksanakan pelayanan kesehatan dan saat ini tercatat ada 77 orang yang menjalani perawatan di tenda tersebut.

Menunjang pelayanan medis yang efektif dan efisien bagi petugas maupun waega terdampak, Pusat Krisis Kesehatan bersama BNPB, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang telah menerjunkan tim pada Sabtu malam (4/12).

Mereka dibagi dalam 2 shift sesuai dengan tugas masing-masing. Mobilitasi diatur sedemikian rupa agar layanan kesehatan dapat berjalan dengan efisien dan efektif. “Relawan medis sudah masuk, namun perlu koordinasi lebih lanjut karena Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang selaku komandan bidang kesehatan tengah menyusun suatu cara agar tenaga kesehatan bisa masuk secara bertahap sehingga tidak menumpuk,” kata dia dalam keterangan, Rabu (8/12).

Selain itu, Puskris juga telah mendistribusikan logistik dan peralatan kesehatan mulai dari masker bedah, masker anak, masker N95, masker kain, tenda, velbed, ventilator, tabung oksigen, regulator tabung oksigen, hand scoon, handsanitizer, penjernih air cepat, kantong sampah, dan kantong sampah medis. Adapun untuk logistik kesehatan dipusatkan di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. "Untuk itu RS, Puskesmas serta pelayanan kedaruratan di tenda darurat diminta untuk segera melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, " ujarnya.

Saat ini, Pusat Krisis Kesehatan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Pusat Krisis Kesehatan Regional Surabaya Persatuan Ahli Bedah Indonesia, Ikatan Dokt er Indonesia, NTMC, NU dan PMI dan seluruh LSM yang bekerja di bidang kesehatan mengenai langkah mitigasi kedepannya terutama dalam hal mobilisasi tenaga kesehatan dan logistik.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement