REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Produk ekosistem ekonomi yang disebut Community Based Santripreneurship(CBS). Program itu dikerjakan dengan menggandeng lembaga pengembangan ekonomi Santri Milenial Centre (Simac).
Ketua Sentra Pengembangan Ekonomi Pesantren (Spektren), Ahmad Syaudi Maruf Amin, menjelaskan, program CBS dibentuk untuk dijadikan sentrum ekonomi pesantren yang terintegrasi.
Ia berharap, program gerakan ekonomi melalui CBS ini akan mampu menjadi agregator produk santri dan pesantren di Indonesia.
"Kemandirian ekonomi tidak akan bisa kokoh kalau tidak dibangun secara tersinergi. Kita akan berantem sendiri, inilah pentingnya sinergi dan kolaborasi dengan semua pihak," demikian penjelasan pria yang karib disapa Gus Syauqi ini saat launching CBS di Ponpes Technopreneur As Shofa, di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/12).
Syauqi juga menyinggung pandangan Wapres Maruf Amin bahwa seorang santri tidak boleh hidup dengan berbasis pada khittah (garis pemikiran) tetapi juga harus menerapkan khutwah (cara bergerak).
"Santri bukan hanya berbasiskan khittah (garis pemikirannya saja) melainkan juga khutwah yakni garis cara bergeraknya. Dan hal ini harus bergerak bersama-sama," terang Syauqi.
Sementara itu, Presiden Simac, Nur Rohman, menyatakan pesantren memiliki tugas strategis. Ia berpandangan pesantren tidak hanya mendidik santri, mendidik masyarakat dan dakwah Islam rahmatan lil alamin.
Rohman meyakini, pesantren memiliki tugas lama yang harus dikerjakan hingga saat ini, yakni mengembangkan ekonomi keumatan.
Produk Program CBS yang dibuat santri, dikatakan Rohman, adalah bentuk ikhtiar santri dalam menjawab tantangan masalah ekonomi umat.
"Ekosistem CBS insya Allah akan menjadi semangat bahwa santri pesantren juga punya andil besar dalam membangun ekonomi keumatan," demikian kata pengasuh Pesantren Technopreneur As Shofa ini.
Untuk diketahui, CBS dibentuk untuk membangun kemandirian ekonomi umat melalui integrasi ekonomi melalui bisnis ritel.
Ekosistem yang dibangun dalam CBS terdiri produk penyediaan barang dan jasa. Dengan sumber modal dari investor, CSR, pemerintah, dan BUMN.
Untuk target pasarnya adalah warung, pesantren, masyarakat, masjid dan pemerintah. Sebagai agregator produk, saat ini CBS telah memiliki 5000 jaringan yang sudah berjalan dengan produk unggulannya Kopi Abah.
Acara launcing Produk CBS ini dihadiri secara virtual oleh Wakil Presiden Maruf Amin, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Untuk tokoh yang hadir langsung di lokasi di antaranya: perwakilan Kemenko Perekonomian, ulama Banten dan para aktivis pengembangan ekonomi pesantren.