Jumat 10 Dec 2021 22:47 WIB

JK Minta Jangan Persempit Arti Halal

JK pun menyinggung soal pelabelan industri halal.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
JK Minta Jangan Persempit Arti Halal. Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK).
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
JK Minta Jangan Persempit Arti Halal. Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) mengingatkan untuk tidak mempersempit arti halal. Wakil presiden RI ke-10 dan ke-12 itu mencontohkannya dengan menyampaikan soal apakah alkohol termasuk barang yang halal atau haram.

Hal itu disampaikan JK dalam agenda pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) ke-4, Milad ke-9 dan Silaturahmi Bisnis (Silabis) ke-13 Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) di Bandung, Jumat (10/12).

Baca Juga

"Apakah alkohol itu haram atau halal? Kalau haram, tiap hari Anda menggosokkan ke tangan. Desinfektan itu isinya alkohol 70 persen. Ada yang mengatakan, sekarang kebutuhan alkohol di masjid meningkat, ya kan karena masjid itu didesinfektan semua," ujar dia.

Karena itu, JK menyampaikan, alkoholnya tidak haram dan baru menjadi haram ketika meminumnya sehingga mabuk. "Jadi kita harus mengartikan halal itu dalam arti yang luas, jangan justru membatasinya, supaya pandangan kita lebih luas dan tidak membatasi kemampuan kita berpikir," ucapnya.

JK pun menyinggung soal pelabelan industri halal. Dia menjelaskan, perdagangan industri adalah bagian dari muamalah. Dalam Islam ada tiga hal, yakni akidah, ibadah dan muamalah.

Dalam hal akidah, keimanan kepada Allah SWT, malaikat, kitab-kitab-Nya, hari akhir dan qadha dan qadhar tentu tidak bisa ditawar-menawar. Sedangkan ibadah, lanjut JK, tidak boleh kurang tapi boleh lebih. Misalnya, sholat lima waktu wajib dan bisa ditambah dengan sholat sunnah.

"Kalau muamalah, semua halal, kecuali yang haram. Jadi janganlah yang halal itu harus halal. Jangan nanti dipersempit, bikin (kawasan) bagian industri halal. (Padahal) ya industri semen itu halal, tidak ada haramnya, tidak ada babinya. Industri tekstil, halal. Industri baja, mobil, motor, garmen, halal. Semua halal, jadi jangan kita membatasi diri," tuturnya.

Dalam forum tersebut, JK juga mengingatkan, syarat menjadi pengusaha adalah semangat, kerja keras, ide dan konsistensi. Selain itu teknologi adalah syarat kemajuan.

"Apapun sumber daya alam kita, tetap itu akan habis. Karena itu, yang terpenting adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Gabungan ini, jika tidak dilakukan justru akan makin besar gap miskin dan kaya, dan ini berbahaya bagi bangsa ini," tutur dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement