REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri keuangan digital. Sri menyebut, mayoritas penduduk Indonesia merupakan generasi muda yang sudah terbiasa dengan digital.
Menkeu menyebut, akselerasi infrastruktur digital juga menjadi fokus utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pandemi, selain sektor kesehatan, bantuan sosial, dan UMKM. "Makanya, pada 2020 hampir semua kementerian dan lembaga dipotong anggarannya, yang naik hanya untuk kesehatan, sosial, UMKM, dan belanja teknologi," ujar Sri dalam Indonesia Fintech Summit 2021 di Bali, Sabtu (11/12).
Sri mengatakan, infrastruktur digital merupakan komponen penting dalam pengembangan digitalisasi. Sri menilai, infrastruktur digital akan beriringan dengan infrastruktur lain seperti jalan tol hingga pelabuhan guna menciptakan konektivitas yang efisien.
Menkeu mengatakan, kehadiran infrastruktur digital akan meningkatkan akses pemerataan ekonomi dan kesempatan bagi seluruh penduduk Indonesia. "Akses ini tidak hanya untuk yang ada di perkotaan, kita juga harus melakukan pemerataan bagi kesempatan anak-anak muda di daerah juga," ungkap Sri.
Sri mengatakan, teknologi finansial (tekfin) juga menjadi salah satu poin utama kemajuan keuangan digital dalam negeri. Berbeda dengan layanan keuangan konvensional, Sri menilai tekfin memiliki keleluasaan dan kelincahan dalam penetrasi pasar.
Sri mengatakan, pemerintah terus berupaya mencari formula yang tepat dalam menangani perkembangan dunia tekfin. "Dengan kelincahan, fintek tumbuh luar biasa, namun menimbulkan dampak kepada konsumen, datanya dipakai, dieksploitasi, atau pencucian uang. Ini sesuatu yang luar biasa dinamis, inovasi dinamika tidak berkurang, namun dampaknya bisa mulai kita antisipasi," kata Sri menambahkan.