Sabtu 11 Dec 2021 17:00 WIB

Munas V JSIT di Solo Bahas Peningkatan Kualitas Pembelajaran Daring

JSIT akan menyelenggarakan Munas.

Rep: Binti Sholikhah/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, Mohammad Zahri (tengah), menjelaskan mengenai persiapan Munas V JSIT pada 20-24 Desember mendatang, saat jumpa pers di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (11/12).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, Mohammad Zahri (tengah), menjelaskan mengenai persiapan Munas V JSIT pada 20-24 Desember mendatang, saat jumpa pers di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JIST) Indonesia bakal menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) V di Solo pada 20-24 Desember mendatang. Munas tersebut akan membahas upaya peningkatan kualitas pembelajaran secara daring.

Ketua Umum JSIT Indonesia, Mohammad Zahri, saat ini jumlah anggota JSIT mencapai 2.349 sekolah yang ada di 34 provinsi. Fokus utama JSIT pada pemberdayaan guru dan kepala sekolah. Sebab, 60-70 persen kesuksesan sekolah tergantung pada guru sehingga pemberdayaan guru dan kepala sekolah dinilai sangat penting.

Baca Juga

Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pada Maret 2020 JSIT membuat 4 lrogram utama untuk menopang pelayanan kepada siswa. Pertama, membuat petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) untuk guru dan orang tua mengenai belajar interaktif dari rumah secara daring. Kemudian, membuat lembaga layanan konseling untuk melayani para guru dan wali murid yang mengalami kendala anaknya belajar daring. Ketiga, membuat layanan sosial untuk menghimpun dana-dana dari anggota guna membantu guru-guru yang terdampak pandemi Covid-19. Selain itu, membuat platform pembelajaran digital.

JSIT memperkirakan pembelajaran hybrid akan menjadi metode yang terus digunakan ke depannya, meskipun dunia telah lepas dari pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, JIST menyediakan platform pembelajaran digital ke depan.

"Munas ingin memberikan spirit di tengah situasi yang sulit ini kita akan menjadi kokoh dengan mengubah situasi sulit menjadi peluang. Kalau kita kokoh organisasi tata kelola dan jaringan keanggotaan maka kita akan meningkatkan kualitas. Salah satu kualitas yang ingin kami kembangkan yakni kualitas pembelajaran secara online," terang Muhammad Zahri saat jumpa pers di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (11/12).

Zahri menilai, ada beberapa tantangan sekolah Islam anggota JSIT dalam melaksanakan pembelajaran di situasi pandemi Covid-19. Pada Desember 2020, JIST melakukan survei secara nasional untuk mengetahui kondisi sekolah anggota.

Hasilnya, konsentrasi dan fokus pembelajaran tidak seperti tatap muka lantaran kesiapan sistem yang belum memadai. Namun, ada beberapa sekolah yang tiga tahun sebelum pandemi sudah mengembangkan sistem pembelajaran daring. Alhasil, sekolah tersebut memperoleh respons positif dari para wali murid.

Tantangan selanjutnya, terkait beban finansial yang dibebankan kepada yayasan. Solusinya, sejumlah yayasan telah berhasil mengembangkan unit-unit usaha. JSIT juga sedang mengembangkan koperasi berkah terpadu yang akan membuka cabang di wilayah-wilayah. Tantangan lainnya yakni keakraban para guru dengan teknologi yang masih kurang.

"Hasil survei ini akan dibahas dalam Munas untuk membuat rekomendasi," imbuhnya.

Dia menambahkan, ada beberapa agenda Munas, antara lain, seminar empat pilar kebangsaan oleh MPR RI, konferensi internasional pendidikan Islam, agenda inti Munas, webinar parenting, dan webinar pendidikan.

Sedangkan inti kegiatan Munas ada tiga, yakni reorganisasi kepemimpinan, menyusun arah kebijakan organisasi yang mjd panduan pengurus baru sebagai program kerja selama empat tahun, serta rekomendasi-rekomendasi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia dan global.

Sementara itu, Ketua Panitia Munas V JSIT Indonesia, Sigit Cahyantoro, mengatakan, rangkaian kegiatan Munas V JSIT Indonesia akan digelar di Lor In Solo Hotel, Kabupaten Karanganyar. Munas akan dihadiri Pengurus JSIT Wilayah dari 34 provinsi di seluruh Indonesia, serta Pengurus Pusat JSIT Indonesia.

Teknis pelaksanaan Munas memenuhi standar protokol kesehatan (prokes) lantaran masih dalam situasi pandemi Covid-19. Panitia telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk pelaksanaan prokes.

Sesuai prosedur prokes, lanjutnya, semua peserta memakai masker dan membawa hasil negatif swab antigen.

"Kepesertaan kami batasi maksimal 200 orang yang bisa di dalam ruangan. Kita batasi peserta perwakilan setiap wilayah hanya tiga orang dan pengurus pusat hanya sepertiga. Sehingga total peserta yang hadir sekitar 150 orang termasuk panitia," jelas Sigit.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement