REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia sejak hampir dua tahun lalu masih menyisakan berbagai tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia maupun dunia. Meskipun perekonomian global telah pulih.
"Hampir dua tahun kita banyak belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah yang sangat kompleks dari pandemi ini," kata Perry dalam acara Bank Indonesia Book Launching & Research Expo secara daring di Jakarta, Senin (13/12).
Maka dari itu, ia menilai berbagai tantangan tersebut akan dibahas dalam enam agenda jalur keuangan atau finance track Presidensi G20 di Indonesia pada 2022. Adapun keenam agenda tersebut yakni pertama, bagaimana normalisasi kebijakan fiskal dan moneter bisa mendukung ekonomi global yang seimbang tanpa harus menimbulkan bergejolaknya ketidakpastian di pasar keuangan.
Agenda kedua yaitu bagaimana mengatasi dampak luka memar atau scaring effect dari pandemi terhadap korporasi termasuk UMKM, serta ketiga adalah masalah digitalisasi ekonomi keuangan, termasuk sistem pembayaran.Agenda keempat adalah ekonomi dan keuangan hijau, dan kelima yaitu inklusi ekonomi dan keuangan, dan keenam yakni masalah perpajakan internasional.
"Itulah permasalahan global dan nasional yang memerlukan berbagai jawaban segera dari kebijakan dan berlandaskan pemikiran konseptual, teori, maupun kaidah-kaidah empiris," ujarnya.
Selain itu, BI pun meluncurkan dua buku yang berjudul Central Bank Policy Mix: Issues, Challenges and Policy Responses serta Periphery and Small Ones Matter: Interplay of Policy and Social Capital, sebagai salah satu dukungan pengembangan keilmuan terhadap mengatasi berbagai masalah karena pandemi."Peluncuran ini merupakan bukti dari BI adalah lembaga pengembangan keilmuan dan ini merupakan dedikasi kami ini untuk negeri," kata Perry.