REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengekspor 50 kilogram (kg) jengkol yang dihasilkan oleh pesantren ke Dubai, Uni Emirat Arab. Pesantren lain yang tergabung dalam Program OPOP bisa mencontoh Pesantren Al-Ittifaq dan Pesantren Daarut Tauhid yang berhasil membangun kemandirian dengan mengekspor barang yang diproduksi atau dihasilkan.
"Dengan semangat mengjengkolkan masyarakat dan memasarkan jengkol ke seluruh dunia. Hari ini kita ekspor jengkol ke Dubai," kata Gubernur Jabar M Ridwan Kamil saat Pelepasan Ekspor Perdana Pesantren Program One Pesantren One Product (OPOP) di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Provinsi Jabar, Senin (13/12).
Selain jengkol, Ekspor Perdana Pesantren OPOP juga meliputi buah-buahan, seperti manggis sebanyak 600 kg, rambutan 300 kg, dan salak 200 kg, yang dipenuhi oleh Koperasi Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey, Kabupaten Bandung. "Jadi ekspor hari ini adalah hasil lobi-lobi dari kunjungan kami di Dubai kemarin. Dan semua produk yang diekspor itu produk OPOP," kata Kang Emil, sapaan akrabnya.
"Saya titipkan ke Pak Tutus (sapaan untuk Kadis Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat), pelepasan ekspor ini merupakan tangga pertama, dan ada seratus tangga selanjutnya terkait pengembangan pesantren OPOP," kata Kang Emil melanjutkan.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jabar, Kusmana Hartadji menjelasan, seusai Dubai Expo 2021, Inovasi Santri Nusantara yang selanjutnya menjadi penghubung dengan pembeli, yakni Epicstar Group. "Jadi Epicstar Group itu menyodorkan sejumlah permintaan atau purchase order seperti buah-buahan seperti manggis, rambutan, salak dan jengkol," kata Kusmana.
Selain itu, lanjut dia, Epicstar Group juga mengajukan permintaan lainnya yakni produk fashion berupa sarung mukena, peci ketu, kopiah hitam, baju anak, yang semuanya dapat dipenuhi oleh Koperasi Pesantren Daarut Tauhid. Produk pesantren itu pun semuanya diekspor.