Selasa 14 Dec 2021 22:48 WIB

Syarat-Syarat Jamak Taqdim Menurut Imam Syafii

Jamak takdim tak luput dari syarat yang menyertainya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Syarat-Syarat Jamak Taqdim Menurut Imam Syafii. Foto: Jamaah beraktifitas usai melaksanakan sholat  di dalam Masjid (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika
Syarat-Syarat Jamak Taqdim Menurut Imam Syafii. Foto: Jamaah beraktifitas usai melaksanakan sholat di dalam Masjid (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jamak taqdim adalah jenis sholat yang memajukan sholat yang waktunya di akhir ke waktu sholat yang awal. Sholat ini tak luput dari syarat-syarat yang menyertainya.

Imam Syafii dalam Fikih Manhaji menjelaskan sejumlah syarat jamak taqdim:

Baca Juga

Pertama, berurutan. Caranya dengan mendahulukan sholat yang ada pada waktu itu, diikuti dengan shalat berikutnya.

Kedua, niat menjamak sholat yang kedua dengan pertama dilakukan sebelum sholat yang pertama selesai. Namun, disunahkan agar niat itu dilakukan saat melakukan takbiratul ihram.

Ketiga, beriringan. Caranya adalah dengan langsung melakukan sholat yang kedua setelah sholat pertama selesai. Tidak ada satu pun kegiatan antara sholat yang dijamak, apakah itu dzikir, sholat sunnah, dan lainnya.

Jika ada rentang waktu yang secara normal diangap lama atau menangguhkan yang kedua tanpa melakukan apapun, jamak sholat menjadi batal dan sholat yang kedua wajib dilaksanakan sesuai waktunya.

Ibnu Umar mengungkapkan, “Aku melihat Nabi SAW ingin cepat-cepat berangkat, beliau menangguhkan sholat maghrib. Beliau mengerjakan sholat tiga rakaat, mengucapkan salam. Tidak lama kemudian beliau pun langsung mendirikan sholat Isya. Beliau hanya sholat dua rakaat lalu mengucapkan salam,”.

Keempat, masih dalam perjalanan waktu sholat yang kedua masuk. Maksudnya, tidak masalah jika ketika sampai waktu sholat yang kedua masih ada.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement